HARNAS.ID – Pucuk pimpinan Polri telah berganti. Beragam persoalan, pekerjaan rumah, dan perubahan menjadi tantangan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit setelah resmi dilantik Presiden Joko Widodo menjadi orang nomor satu di tubuh Korps Bhayangkara itu, menggantikan Jenderal Pol Idham Azis yang purnatugas.
Sejumlah kalangan optimistis, Jenderal Pol Listyo mampu menjadikan Polri sebagai institusi yang mandiri, dengan mengedepankan transparansi, integritas dan berkeadilan. Meski begitu, Listyo dituntut memposisikan Polri sebagai lembaga keamanan dalam negeri yang patut menjawab harapan dan keinginan publik.
Bukan tanpa sebab, presiden mengajukan Listyo ke DPR sebagai calon tunggal Kapolri. Selain berprestasi, mantan Kabareskrim itu dinilai punya kemampuan yang mumpuni untuk membawa Polri lebih baik ke depan. Di Komisi III DPR RI, uji kalayakan Listyo pun berjalan mulus hingga disetujui duduk di kursi Kapolri.
Pakar Akuntabilitas Publik sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Haris Sarwoko menyatakan, tidak ragu dengan kemampuan yang dimiliki alumni Akpol angkatan 91 itu. Jenderal Listyo, kata dia, tampak antusias menunjukkan transformasi di tubuh Polri dengan konsep presisi.
“Jenderal Listyo Sigit sebagai Kapolri terlihat berupaya menunjukan semangat transformasi dan mendorong Polri untuk melakukan penegakan serta keadilan hukum,” katanya di Jakarta, Jumat (29/1/2021).
Presisi (prediktif, responsibility dan transparansi) adalah slogan Polri yang digagas Kapolri Listyo (sebelumnya Promotor) untuk menjawab kebutuhan masyarakat atas Polri. Dengan slogan ini, bukan mustahil Polri di bawah pimpinan Listyo mampu menuntaskan segala persoalan yang selama ini terjadi di internal Korps Bhayangkara.
“Polri harus jadi lembaga yang bebas pungli dan cepat merespon permasalahan internal maupun eksternal. Prinsipnya, presisi harus melembaga di dalam tubuh kepolisian,” ujar Haris.
Editor: Ridwan Maulana