BOGOR, Harnas.id – Siapa sangka, zat di Brokoli bisa jadi tanda kehidupan alias-alien di luar angkasa.
Melansir sciencealert.com, zat yang dimaksud adalah metil bromida. Zat itu pun tak asing di Bumi karena biasanya dihasilkan saat tanaman melindungi diri mereka.
Proses mempertahankan diri itu disebut dengan Metilasi yang membuat mengeluarkan zat asing dari tubuhnya seperti bromida. Caranya, tanaman akan menempelkan beberapa atom karbon dan hidrogen sehingga gas bromida itu keluar ke udara.
Dari sudut pandang astro biologi, metil bromida terbilang zat yang menarik. Zat tersebut digunakan sebagai pestisida sampai pada awal tahun 2000an.
Metil bromida punya beberapa keuntungan dibanding tanda-tanda biologis potensial lainnya, jika ia terdapat di atmosfer sebuah exoplanet. Pertama-tama, metil bromida dalam atmosfer exoplanet biasanya tak berumur lama.
Itu sangat penting dalam pencarian exoplanet karena hal apa pun yang memproduksi gas itu kemungkinan masih aktif. Kehadirannya bukan semata-mata hasil dari peristiwa geologis yang terjadi beberapa abad yang lalu.
Kedua adalah, sangat sedikit proses non-biologis yang mampu memproduksi gas itu. Bahkan, proses itu pun sebetulnya tidak 100 persen alamiah.
Meski saat ini dinyatakan sebagai zat berbahaya, metil bromida diproduksi dalam jumlah besar untuk digunakan sebagai pestisida sebelum akhirnya diregulasi. Keuntungan ketiga adalah gelombang spektroskopik yang dihasilkannya beserta zat ‘sepupunya’ yakni metil klorida.
Ketiga hal tersebut akan membuat metil bromida mudah dideteksi dari jarak yang sangat jauh.
Kehadiran kedua zat metil it pun bisa jadi indikasi adanya proses biologis, meski harus tetap dibediakan antara metil klorida dan bromida.
Pasalnya, metil klorida sudah jamak terlihat ada di beberapa bintang, yang mungkin dihasilkan dari proses tidak organik.
Sementara itu, dikutip universetoday.com, metil bromida di atmosfer Bumi justru tidak mudah dideteksi dari planet lain. Itu karena level konsentratnya sudah cukup tinggi.
Selain itu, sinar ultarviolet dari Matahari menyebabkan molekul air di atmosfer terpecah menjadi komponen yang menghilangkan metil bromida. Jadi, ia tidak eksis dalam waktu yang lama di atmosfer Bumi.
Di sisi lain, pencarian soal metil bromida di exoplanet mungkin akan memakan waktu sedikit lebih lama. Itu karena teleskop James Webb -teleskop tercanggih saat ini- tidak dirancang untuk melacak elemen di atmosfer exoplanet.
Akan tetapi, beberapa teleskop berbasis daratan akan dibangun dalam beberapa tahun ke depan. Harapnnya, teleskop tersebut bisa mencari tanda-tanda biologis seperti metil bromida di exoplanet. (B. Supriyadi)