Harnas.id, Singapura – Seusai mengikuti seluruh rangkaian tradisi mandi khatulistiwa, kadet Asean Plus Cadet Sail 2024 (APCS24) resmi menjadi warga kehormatan kapal latih layar kebanggaan TNI AL KRI Bima Suci. Prosesi mandi khatuliswa tersebut dilaksanakan di atas geladak tengah KRI Bima Suci di Perairan Bangka dalam pelayarannya menuju Singapura, Kamis (08/08).
Tradisi mandi khatulistiwa KRI Bima Suci merupakan hal yang sakral dilaksanakan setiap kali kapal melewati titik koordinat nol derajat khatulistiwa. Ritual ini sudah lama dilakukan oleh pendahulu-pendahulu TNI AL dan sampai saat ini hal tersebut masih diteruskan sebagai salah satu tradisi, bahkan mandi khatulistiwa juga menjadi tradisi pelaut dunia ketika melewati garis khatulistiwa dan wajib diikuti oleh seluruh personel kapal yang belum pernah melaksanakan tradisi mandi khatulistiwa.
Komandan KRI Bima Suci Letkol Laut (P) Hastaria Dwi Prakoso selaku Dansatgas pelayaran Latihan Praktek Kartika Jala Krida (Lattek KJK) Taruna tingkat III Akademi TNI AL Angkatan ke-71 dan APSC24 menyampaikan bahwa setiap taruna maupun personel TNI AL diwajibkan untuk melaksanakan mandi khatulistiwa disaat kapal berlayar melintasi garis khatulistiwa.
“Ini merupakan tradisi bagi pelaut-pelaut muda yang berlayar dan melintas garis khatulistiwa. Tradisi ini tidak hanya sebagai tradisi pelaut Indonesia namun juga pelaut diseluruh dunia”, tutur Hastaria.
Dalam prosesi tersebut, personel KRI Bima Suci berperan sebagai Dewa Neptunus sang penguasa samudera raya, Dewi Amfirite sang permaisuri, Kapten Davy Jones serta para punggawa untuk memandikan para kadet dengan disiram air laut yang dialirkan melalui selang. Selaniutnya para APCS24 akan dibaptis dengan cara meminum jamu khusus serta mendapatkan sertifikat lengkap dengan nama baptis samudera yang diambil dari nama-nama rasi bintang.
Terpisah, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menyampaikan bahwa, peran serta TNI AL dalam pelayaran muhibah diplomasi merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia untuk menciptakan persahabatan dan memperkenalkan budaya kepada dunia.
“Maka dari itu para prajurit yang ditugaskan harus bangga karena merupakan bagian dari kepercayaan yang diberikan oleh negara”, tegas Kasal.
Editor : Edwin S