Ekosistem Hilir Energi, Pertamina Produksi Plastik Ramah Lingkungan

Pertama di Asia Tenggara, Bahan Baku Plastik Ramah Lingkungan Produksi Pertamina Group. Foto : Istimewa)

Harnas.id, Jakarta – PT Pertamina (Persero) mengimplementasikan bisnis berkelanjutan. Salah satunya melalui pemanfaatan ekosistem hilir energi. PT Polytama Propindo (Polytama) afiliasi Pertamina, yang merupakan anak perusahaan PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro).

Salah satu produknya adalah memproduksi produk petrokimia berupa plastik ramah lingkungan yang diproduksi Polytama.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Polytama merupakan ekosistem hilir energi yang menghasilkan produk petrokimia ramah lingkungan.

“Melalui peran media, masyarakat dapat mengetahui penggunaan plastik yang tepat dan ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari,” terang Fadjar.

Direktur Commercial & Support Polytama, Dwinanto Kurniawan menambahkan, disebut ramah lingkungan karena bahan baku plastik jenis polipropelina ini mudah di daur ulang “iam recyclable” dengan metode pirolisis tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya.

Direktur Commercial & Support Polytama, Dwinanto Kurniawan menambahkan, disebut ramah lingkungan karena bahan baku plastik jenis polipropelina ini mudah di daur ulang “iam recyclable” dengan metode pirolisis tanpa menghasilkan zat kimia berbahaya.

Ekosistem hilir energi ini berbahan dasar propylene dalam fase gas, yang dihasilkan dari proses pengolahan (distilasi) Minyak Bumi sehingga menghasilkan produk petrokimia berupa bijih plastik sebagai bahan baku plastik yang ramah lingkungan.

Propylene dalam fase gas ini dihasilkan dari Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan yang merupakan unit operasi dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Sub Holding Refining & Petrochemical Pertamina.

“Bahan baku plastik jenis polipropelina yang diproduksi Polytama dengan merk dagang Masplene®️ memiliki 2 (dua) bentuk yakni pellet maupun granule. Inovasi produk granule ini merupakan inovasi Polytama dan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara,” jelas Dwinanto.

Beberapa sektor Industri secara nasional kemudian membuat produk olahan dari bijih plastik jenis polipropelina, masyarakat dapat membedakan plastik ramah lingkungan dengan mudah, yakni bertanda simbol segitiga dengan kode plastik 5.

Dilihat mulai dari kemasan makanan dan minuman, karung plastik, peralatan Rumah Tangga dari plastik, tas belanja spunbond, plastik film Laundry, karpet, masker, APD, hingga part otomotif dan elektronik.

Polytama menghasilkan bijih plastik jenis polipropelina sebanyak 300.000 ton Pertahun, 23.000-24.000 Metrik Ton (MT) perbulan atau 780-800 MT Per harinya.

Produk Polytama juga telah memperoleh kualifikasi tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan nilai 81,83%.

Menurut Dwinanto, untuk mendukung kemandirian sektor petrokimia, Polytama akan meningkatkan kapasitas perusahaan hingga dua kali lipat pada 2027 atau menjadi 600.000 ton per tahun dari yang sebelumnya 300.000 ton per tahun melalui proyek Polypropylene plant Balongan.

“Rencana Tahun 2027 akan menjadi 600.000 metrik ton. Itu artinya nanti 2027, Polytama akan menjadi produsen polipropilena terbesar di Indonesia,” pungkas Dwinanto. (***)

 

Editor : Edwin S