DEPOK,Harnas.idi-Universitas Indonesia (UI) melalui Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) kembali menyelenggarakan Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) 2024. Sebelumnya, UI selalu menggelar kegiatan yang sama setiap tahunnya. Festival Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat diadakan sebagai wujud pemenuhan UI terhadap pengabdiannya kepada masyarakat.
“Ini adalah kegiatan rutin kami yang merupakan diseminasi hasil kegiatan satu tahun pengabdian masyarakat para pengabdi di UI,” ujar Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI drg. Nurtami, Ph.D., saat memberikan sambutan dalam pembukaan PPM 2024 di Kampus UI Depok, Rabu (02/10/2024)
Festival PPM yang digelar 2-4 Oktober 2024, kali ini mengusung tema “Sosia Saintika: Kelindan Asa dalam Karya Anak Bangsa” dengan berbagai kegiatan, di antaranya pameran produk pengabdian masyarakat UI, perlombaan tari kreasi tradisional Nusantara, lomba menggambar mewarnai, dan pemeriksaan kesehatan.
Nurtami menambahkan, Festival PPM juga menghadirkan pertunjukan budaya, seperti Tari Reog Ponorogo, Tari Tradisional dari Sanggar Ayodya Pala, Wayang Potehi dari Rumah Cinwa, Wayang Dalang Bocah dan Remaja Sanggar Panti Laras, Wayang Cinema Yogyakarta, dan Wayang Kulit Ki Cahyo Kuntadi.
Nurtami juga menambahkan, UI memberikan bantuan pendanaan kepada para dosen yang merupakan pengabdi masyarakat, kemudian mereka mengembangkan itu dan kreativitasnya dan berkolaborasi dengan mitra industri, pemda, sekolah, UMKM untuk bisa menjalin kerja sama.
“Sekarang kerja sama yang berkelanjutan, jadi bukan yang sifatnya pengabdian masyarakat putus karena memang sekarang yang kami ukur adalah dampak sosial dan dampak ekonominya,” ujar Nurtami.
Ia menekankan tahun ini adalah inovasi sosial dan juga inovasi teknologi, seperti digitalisasi perekonomian di UMKM itu sangat dikedepankan dibimbing supaya mereka bisa lebih maju dalam teknologi juga untuk produk hasil UMKM bisa disampaikan kepada masyarakat melalui banyak media sosial.
Selanjutnya, menurut dia, dilakukan kerja sama dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk mengidentifikasi apa yang memang menjadi masalah di daerah kemudian apa solusi yang bisa diberikan oleh UI.
“Salah satunya adalah banyak hasil budaya daerah misalnya kain tenun atau kain batik yang sudah hampir punah itu bisa diselamatkan oleh para pengabdi kami,” pungkasnya.