HARNAS.ID – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya mengantisipasi bencana hidrometerologi yang disebabkan dari peningkatan curah hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, bencana tersebut akan terjadi bulan depan.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menginstruksikan jajaran Ditjen Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) di Direktorat Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) serta Kenavigasian untuk melakukan antisipasi. Selain itu, Distrik Navigasi, serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di seluruh Indonesia.
“Kami minta seluruh penyelenggara sarana dan prasarana transportasi serta stakeholder terkait melakukan antisipasi dan penanganan tanggap darurat. Itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dikutip dephub.go.id, Rabu (14/10/2020).
Antisipasi yang dilakukan seperti, menerbitkan Maklumat Pelayaran jika cuaca buruk dan gelombang tinggi. Selain itu mengoptimalkan tim respons cepat Ditjen Hubla terkait kesiapsiagaan tanggap darurat, termasuk sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran melalui Vessel Traffic System (VTS).
Itu melalui koordinasi dengan Basarnas, serta menyiagakan kapal patroli. Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Laut juga melakukan integrasi sistem sensor penerima peringatan atau sensor warning receiver system new generation yang dipasang di VTS pada pelabuhan-pelabuhan yang rawan tsunami.
Penempatan alat penerima peringatan tersebut dipasang di beberapa pelabuhan seperti di Bakauheni, Bali, Ambon, Teluk Bayur, dan di Marine Command Center (MCC) Kantor Pusat Kemenhub Jakarta. BMKG memprediksi fenomena La Nina akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia. Diperkirakan akan naik 20-40 persen di atas normal.
Editor: Ridwan Maulana