Harnas.id, Bogor – Pratiwi Noviyanthi, yang dikenal sebagai Ketua Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan, mengambil langkah mengejutkan dengan mundur dari jabatannya. Keputusan tersebut diumumkan pada 2 Januari 2025 melalui akun Instagram pribadinya.
“Per tanggal 2 Januari 2025, saya sudah tidak lagi menjadi Ketua Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan. Saya merasa lebih lega dan bisa fokus pada laporan pribadi saya di luar yayasan,” ujar Novi melalui Instagram Story-nya, seperti dikutip Sabtu (4/1/2025).
Keputusan ini datang di tengah konflik berkepanjangan terkait donasi yang dikumpulkan untuk Agus Salim, korban penyiraman air keras. Kisruh ini memuncak ketika donasi yang dihimpun justru menjadi sumber perselisihan antara Novi, pihak yayasan, dan keluarga Agus.
Konflik bermula saat Novi diminta pihak Agus untuk membantu menggalang dana guna mendukung pemulihan Agus. Novi kemudian membuat konten bersama Agus, yang awalnya hanya menghasilkan donasi dalam jumlah kecil. Untuk memperluas jangkauan, Novi meminta bantuan Denny Sumargo (Densu) untuk membuat podcast dan membantu menggalang dana.
Tak disangka, donasi yang terkumpul melalui konten Densu mencapai jumlah fantastis. Namun, konflik terjadi karena nomor rekening penerima donasi yang dicantumkan adalah milik Agus, bukan yayasan.
Dalam podcast Densu, bukti terungkap bahwa keluarga Agus sendiri yang meminta agar donasi langsung dikirim ke rekening pribadi mereka.
“Pihak keluarga Agus meminta rekening Mas Agus yang dicantumkan, dengan alasan kemudahan dan urgensi,” ujar salah satu staf Densu.
Novi menjelaskan bahwa sejak awal penggalangan dana, rekening Agus sempat dicantumkan atas dasar kebutuhan mendesak. Namun, setelah donasi mencapai miliaran rupiah, pihak Agus menolak memberikan transparansi mutasi rekening kepada yayasan.
“Awalnya, mereka melaporkan donasi yang masuk, totalnya sekitar Rp12 juta. Namun, setelah jumlah donasi meningkat, transparansi mulai dipertanyakan,” ungkap Novi.
Situasi ini memicu konflik antara pihak yayasan dan keluarga Agus, yang akhirnya menyeret nama-nama besar seperti Farhat Abbas dan Alvin Lim. Novi juga menggunakan kesempatan dalam podcast Densu untuk mengakhiri konflik ini dan mengalihkan sebagian donasi untuk korban bencana alam di Nusa Tenggara Timur.
Melalui keputusannya untuk mundur, Novi berharap konflik ini tidak semakin memanas. Ia menyatakan komitmennya untuk tetap fokus pada kegiatan kemanusiaan di luar yayasan.
Keputusan ini menjadi sorotan publik, mengingat kisruh donasi yang sebelumnya telah menarik perhatian besar dari masyarakat. Novi menegaskan, “Yang terpenting, keadilan untuk semua pihak bisa tercapai, dan donasi bisa benar-benar bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan.”