
Harnas.id, BOGOR – Dalam upaya menekan angka kasus tuberkulosis (TBC), terutama pada pasien dengan resistensi obat, Puskesmas Bogor Selatan meluncurkan inovasi strategis bertajuk “Pentas Baris” atau Pemantauan Keberhasilan Pengobatan TBC. Program ini hadir sebagai solusi atas persoalan loss to follow up (LTFU) yang masih menjadi tantangan di wilayah kerja Puskesmas Bogor Selatan.
Kepala Puskesmas Bogor Selatan, dr. Maria Yuliana, menjelaskan bahwa masih ditemukan pasien TBC yang tidak menyelesaikan pengobatannya hingga tuntas. Hal ini sangat berisiko memperparah penularan penyakit dan meningkatkan resistensi obat.
“Kondisi pasien yang putus pengobatan sangat berbahaya. Selain meningkatkan risiko kematian, ini juga memperluas penyebaran TBC resisten obat,” ujar dr. Maria saat peluncuran program pada Selasa, 8 Juli 2025.
Sinergi Lintas Sektor dan Masyarakat
Berbeda dengan program pengobatan konvensional, Pentas Baris melibatkan kolaborasi aktif lintas sektor — mulai dari tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, pemerintah kelurahan, hingga kader kesehatan. Program ini menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam mendukung keberhasilan pengobatan pasien.
“Kita ingin membangun ekosistem pengobatan yang inklusif dan mendukung. Tidak hanya pasien yang aktif minum obat, tapi juga masyarakat yang peduli,” tambahnya.
Komponen Inovatif dalam “Pentas Baris”:
-
Komitmen bersama antara tenaga medis, keluarga pasien, dan masyarakat
-
Pemantauan pasien secara berkelanjutan
-
Peluncuran BETA TBC sebagai alat bantu pemantauan individual pasien
-
Evaluasi bulanan dan triwulanan lintas sektor
-
Penyuluhan dan konseling rutin
-
Edukasi masyarakat serta pelacakan kontak erat
Program ini tidak hanya fokus pada aspek medis, tapi juga sosial. Melalui edukasi rutin, Puskesmas berharap stigma terhadap penderita TBC bisa ditekan dan pasien merasa lebih didukung selama menjalani proses penyembuhan.
“Harapan kami, Pentas Baris bisa menjadi model yang menginspirasi wilayah lain. TBC bisa disembuhkan asal pasien konsisten dan mendapatkan dukungan penuh dari lingkungan,” pungkas dr. Maria.
Laporan: Hadi
Editor: IJS