Harnas.id, Bogor – Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menegaskan pentingnya delapan aspek utama dalam operasional kendaraan angkutan barang demi meningkatkan keselamatan lalu lintas.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris BPTJ, Dedy Cahyadi, dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Tata Cara Pengereman Angkutan Barang Batch Ketiga yang digelar di Lido, Bogor, pada Selasa (19/11/2024).
Dedy menekankan bahwa kesehatan dan kebugaran pengemudi merupakan prioritas utama. Pengemudi harus sehat, cukup istirahat, dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang mengurangi konsentrasi. Persediaan air minum dan makanan ringan juga perlu disiapkan, terutama untuk perjalanan jauh.
Aspek kedua mencakup pemeriksaan kendaraan, seperti kondisi oli mesin, radiator, air pendingin, aki, hingga tekanan angin ban. Sistem rem utama, rem tangan, lampu, dan kelistrikan juga harus diuji sebelum perjalanan. Pengaman muatan, seperti tali lashing, harus terpasang kuat dan benar.
Sedangkan aspek ketiga adalah memastikan muatan tidak melebihi ambang batas berat dan dimensi, terdistribusi merata, serta memeriksa apakah barang mudah pecah atau berbahaya.
Dedy juga menekankan pentingnya perencanaan rute perjalanan, termasuk mempelajari alternatif rute jika terjadi kemacetan atau jalan rusak. Fasilitas pendukung seperti SPBU, tempat istirahat, dan bengkel terdekat juga harus diketahui.
Kelengkapan administrasi, seperti STNK, SIM, izin operasional, surat jalan, dan dokumen barang. Dedy mengingatkan pengemudi untuk memastikan lokasi pengiriman dan rute agar pengiriman tepat waktu.
Selain itu, perlengkapan darurat seperti dongkrak, ban cadangan, segitiga pengaman, alat pemadam api ringan (APAR), dan kotak P3K wajib disediakan.
Selanjutnya, Dedy menekankan pentingnya koordinasi dengan pihak terkait, termasuk manajer logistik dan pengirim barang, serta mengingatkan pengemudi untuk selalu berdoa sebelum perjalanan.
Dedy juga menyoroti teknik mengemudi kendaraan angkutan barang yang berbeda dengan mobil pribadi, terutama terkait pengereman.
Pada Bimtek ini, pengemudi diajarkan berbagai metode pengereman, seperti penggunaan rem utama, gigi transmisi, dan regenerative brake untuk menghindari kegagalan sistem rem.
Kegagalan rem dapat disebabkan oleh kelalaian pengemudi, kerusakan sistem, atau malfungsi alat, sehingga diperlukan antisipasi sejak awal. Ia juga mengimbau pengemudi untuk menjaga jarak aman antar kendaraan guna meningkatkan waktu reaksi terhadap bahaya di jalan.
Dedy berharap materi yang diberikan dalam Bimtek ini dapat diterapkan di perusahaan masing-masing dan mendorong lembaga pendidikan di bawah Kementerian Perhubungan, seperti Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan dan Sekolah Tinggi Transportasi Darat, untuk menyediakan fasilitas pelatihan berkendara yang aman.
Bimtek Batch Ketiga ini diikuti oleh 23 peserta dari 14 perusahaan, melanjutkan Batch Kedua pada 18 November 2024 dengan 28 peserta, dan Batch Pertama pada September 2024 untuk angkutan orang dengan total 71 peserta dari 41 perusahaan sepanjang tahun.
Editor : Edwin S