Dewan Minta Pemkot Prioritaskan SDN Panaragan Kidul yang Memprihatinkan

Foto: Istimewa

BOGOR, Harnas.id – DPRD Kota Bogor meminta pemerintah kota tersebut untuk memperioritaskan perbaikan Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Panaragan Kidul, karena kondisinya sudah sangat memprihatikankan. Terlebih, sekolah tersebut berada tidak jauh dari Istana Bogor.

Ketetua Komisi IV DPRD Kota Bogor Akhmad Saeful Bakhir mengatakan, sekolah tersebut sudah cukup memprihatikan, karena beberapa bagian, seperti plafon yang jebol, tembok yang rusak dan pondasi yang sudah tidak kuat.

Menurut dia, kondisi sekolah tersebut sebelumnya diketahui setelah sejumlah warga mengadukan hal itu kepada DPRD. Menurutnya, saat itu masyarakat menyebut sudah hampir 10 tahun sekolah yitu belum mendapat perbaikan dari Pemerintah Kota Bogor.

“Jadi kemarin, kami meninjau SDN Panaraga Kidul yang dekat dengan kantor wali kota dan Istana Bogor itu, hanya berjarak 1 kilometer memang memprihatinkan,” katanya.

Ia berpendapat, pembangunan infrastruktur Kota Bogor yang masif, di antaranya pembangunan taman dan sebagainya tidak boleh mengesampingkan infrastruktur pendidikan.

Perlu ada database yang baik dan terbuka dari Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk mendata sekolah yang membutuhkan perbaikan.

Ia pun menyebut, 20 persen anggaran di dalam APBD Kota Bogor yang disiapkan untuk sektor pendidikan, nyatanya belum bisa memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik di Kota Bogor.

“Kami sudah menekankan bahwa 20 persen anggaran untuk sektor pendidikan harus memberikan kualitas pendidikan yang nyata. Tapi kalau begini, tentu akan kami tindak lanjuti,” tegas gus M.

Akhmad Saeful menegaskan akan memanggil Dinas Pendidikan dan menyurati Wali Kota Bogor Bima Arya untuk segera memperbaiki SDN Panaragan Kidul.

“Kami juga akan surati Wali Kota Bima Arya untuk menindaklanjuti perbaikan di SDN Panaragan Kidul,” kata dia.

Di lokasi yang sama, Kepala Sekolah SDN Panaragan Kidul, Siti Horisoh, menjelaskan beberapa kerusakan ruang kelas sudah terjadi sejak 2005 dan ruang guru sejak 2010.

Untuk memperbaiki kerusakan tersebut, pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan setiap tahunnya. Namun, hingga saat ini, ia belum mendapatkan kepastian kapan perbaikan akan dilakukan.

“Kami sudah berusaha mengajukan ke dinas sejak Oktober dan kami juga mengajukan ke kelurahan melalui Musrenbang. Kasihan anak-anak,” ujarnya.

Untuk meminimalisasi kerusakan, ia pun menutup beberapa ruang kelas. Namun karena minimnya ruang yang ada, untuk kelas 5 dan kelas 6 masih dipergunakan, meski kondisi ruangan sudah terancam rubuh.

“Kalau kondisi hujan dan angin kencang, kami liburkan karena ngeri. Demi menjaga keselamatan kami pulangkan anak-anak daripada kejadian yang tidak diinginkan,” katanya. (PB/*)