Dibalik Ketegangan Geopolitik, Ekonomi Jabar Tumbuh 5,9 Persen

BANDUNG, Harnas.id – Tahun 2023,  sektor ekonomi Jawa Barat diprediksi akan terus tumbuh signifikan. Bahkan, bisa menjadi ‘benteng pertahanan’ warga, yang tak dipungkiri bisa menyokong laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Optimisme itu dilontarkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil usai acara West Java Annual Meeting 2022, Senin (19/12/2022).

“Insya Allah 2023, ekonomi Jawa Barat cerah, hari ini dibedah, ibarat general check up, plus minus, ancaman tantangannya kesimpulannya insyaallah cerah di angka +-5 persen, akan datang berita-berita seperti Argentina walaupun juara (piala dunia-red), inflasinya 80 persen ya, tapi kita, Indonesia terjaga,” ungkapnya.

Selain itu, merujuk pada kinerja investasi dan ekspor Jawa Barat yang dinilai tumbuh positif, diyakini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi tidak hanya di Jawa Barat tapi juga pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jadi makro ekonominya secara umum kesimpulan hari ini Jawa Barat insyaallah 2023 punya benteng pertahanan yang baik, punya prediksi pertumbuhan ekonomi yang baik, tinggal masyarakat fokus belanja produk barang dalam negeri, kemudian mewaspadai aspek yang disrupsi, seperti kebencanaan dan lain-lain,” jelasnya.

Oleh karena itu, dengan melihat bagaimana proyeksi perekonomian di Jawa Barat pada 2023 akan tumbuh, ia meminta kekompakan antara pemangku kepentingan.

“Maka hasil dari BI [Bank Indonesia] harus dijabarkan secara disiplin oleh kepala daerah dari level gubernur sampai kota/kabupaten, ke dua memantau urusan inflasi, tim kita sudah canggih sudah ada programnya, mudah-mudahan sepanjang 2023 daya beli masih terjaga, naik turun sedikit lah,” imbuhnya.

Prediksi Kang Emil juga dikuatkan dengan Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono yang menyebut, di tengah berbagai tantangan yang terjadi, baik ketegangan geopolitik yang masih berlangsung dan laju inflasi tinggi perekonomian Jawa Barat tahun 2022 berhasil mencatatkan kinerja positif.

Hal itu sebagaimana tercermin pada berbagai indikator ekonomi yang tumbuh meningkat baik dari sisi permintaan maupun sisi sektoral. Secara tahunan, perekonomian Jawa Barat tahun 2022 diprakirakan tumbuh pada rentang 5,1 – 5,9 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,74 persen.

Bambang Bambang menyebutkan 7 lesson learned yang menjadi faktor penting pendorong ekonomi Jawa Barat pada 2022. Pertama, vaksinasi dan sistem kesehatan yang handal menjadi kunci penting pemulihan aktivitas ekonomi pascapandemi.
Kedua, kuatnya konsumsi domestik menjadi penopang utama meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas pariwisata yang kembali bergairah.

Ketiga, pemanfaatan digitalisasi mendorong bergeraknya aktivitas ekonomi dan saat ini telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Keempat, peran fiskal sebagai shock absorber dalam menjaga tingkat kemiskinan Jawa Barat tetap rendah di tengah dahsyatnya dampak pandemi. Pengeluaran pemerintah juga sangat penting dalam rangka meredam dampak inflasi. Kelima, strategi pengendalian inflasi yang sangat baik dan didukung seluruh jajaran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Barat, sehingga inflasi pangan terkendali. Keenam, kinerja sektor manufaktur dengan berbagai inovasi produk dan teknologi yang mendorong ekspor manufaktur tetap tumbuh positif. Dan, ketujuh, perlunya peningkatan efisiensi transportasi logistik melalui integrasi infrastruktur untuk mendukung stabilisasi harga dalam jangka panjang.

Bambang menambahkan, secara spasial kekuatan-kekuatan ekonomi juga dimiliki oleh kabupaten/kota di Jawa Barat baik di wilayah utara maupun selatan.

“Selaras dengan kondisi provinsi, pada 2023 pertumbuhan ekonomi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat diperkirakan tumbuh positif, namun berpotensi lebih rendah dibandingkan tahun 2022,” ujarnya.

Sebagian besar wilayah di Jawa Barat diperkirakan tumbuh pada rentang 5 – 6 persen yang didukung oleh beberapa akselerator pertumbuhan, antara lain beberapa proyek strategis antara lain infrastruktur energi di wilayah Ciayumajakuning.

“Ke depan, dengan berbagai tantangan yang masih membayangi, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2023 berpotensi tumbuh positif, namun tidak setinggi tahun 2022,” tuturnya.

Untuk itu diperlukan penguatan sinergi, kolaborasi dan inovasi untuk menghadapi berbagai tantangan dimaksud. (*)