Dinkes Sebut, Virus Kencing Tikus Mulai Mewabah di Jatim

Foto: Iustrasi Istimewa

SURABAYA, Harnas.id – Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr Erwin Astha Triyono menyebut, Leptospirosis atau penyakit yang disebabkan akibat kencing tikus mulai mewabah di Jawa Timur.  Pacitan, menjadi wilayah yang paling terdampak dengan 133 orang dinyatakan positif Leptospirosis. Dimana, enam orang diantaranya meninggal dunia

Selain Pacitan, kata Erwin lagi, ada pula daerah lain yang terjangkit Leptospirosis. Seperti Pasuruan dan Probolinggo, hingga daerah lainnya.

“Kami sudah sampaikan lewat surat edaran untuk mewaspadai Leptospirosis. Meskipun tiap tahun relatif kejadiannya mendekati sama. Datanya nanti saya lengkapi karena kemarin masih dinamis. Nanti ketemuan dengan (Dinkes-red) Kabupaten Kota. Saya harus memastikan dulu,” papar Erwin, Senin (6/3/2023).

Terlepas dari itu, Erwin juga memastikan, pihaknya sudah mendorong agar Dinkes kabupaten/kota untuk melakukan deteksi, pencatatan, pelaporan, analisis data, konfirmasi epidemiologis maupun laboratoris.

“Kami sudah mendorong teman-teman kabupaten/kota untuk mendorong surveilans,” ucap dia.

Selain itu, penanganan wabah ini juga perlu keterlibatan aktif masyarakat. Pihaknya terus menyosialisasikan agar menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Masyarakat punya peran penting membantu kami dengan pola hidup sehat,” katanya.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini utamanya menular melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Tikus menjadi hewan yang paling banyak terinfeksi bakteri Lestospira.

Selain tikus, beberapa hewan lain juga diketahui dapat membawa bakteri ini seperti babi, kuda, anjing, serta beberapa hewan ternak dan pengerat lainnya. Celakanya, tak ada gejala yang diperlihatkan saat hewan terinfeksi. Akibatnya, keberadaan bakteri jadi semakin sulit dilacak.

Mengutip laman Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, manusia juga dapat tertular lewat kontak dengan air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi.

Di musim hujan seperti saat ini, Anda perlu mewaspadai kontak dengan air banjir atau genangan. Bakteri Leptospira bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, utamanya yang memiliki luka terbuka.

Minum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi. Wabah leptospirosis biasanya disebabkan oleh paparan air yang terkontaminasi, seperti air banjir. Karena itu, mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, masyarakat disarankan untuk menggunakan sarung tangan dan sepatu bot saat membersihkan rumah dan selokan setelah banjir.

Upayakan juga tidak berkontak dengan air banjir jika Anda diketahui tengah memiliki luka terbuka yang belum sembuh. Bakteri bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui luka. Selain itu, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga dapat membantu Anda terhindar dari ancaman wabah leptospirosis. (PB/*)