BOGOR, Harnas.id – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDIP, Diah Pitaloka mengajak sekaligus mengingatkan kepada konstituennya untuk tetap menjaga persatuan, terlebih di saat tahun politik yang akan berlangsung di 2024.
Menurut Diah, menjelang pemilu rakyat begitu semangat menyambut tahun demokrasi, kemudian kesadaran politik cukup tinggi, dan dirinya selaku anggota DPR RI memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan empat pilar MPR RI yaitu Pancasila, UUD NRI 19945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Diah menuturkan, dalam pancasila ada 5 butir yang harus dipahami yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
“Inikan menjelang pemilu, pertama rakyat ini punya semangat dan kesadaran politik cukup tinggi. Nah inilah butir pancasila ke 4 yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Rakyat yang dipimpin kesadaran pemahaman dan semangat berpolitik, dan perlu kita pahami inilah kunci dari Demokrasi Indonesia dari kedaulatan rakyat,” ujar Diah Pitaloka seusai sosialisasi empat pilar di Kota Bogor, Rabu (3/5).
Diah memaparkan, kedaulatan itu tidak mungkin kuat tanpa ada persatuan dan proses pemilu adalah bagaimana mengedepankan kepentingan rakyat melalui sebuah lembaga permusyawaratan yang dibangun dari kedaulatan rakyat itu sendiri, karena nantinya melahirkan perwakilan-perwakilan rakyat. Termasuk juga pemilihan presiden yang semua itu tidak akan berjalan baik tanpa adanya semangat persatuan.
“Jadi semangat persatuanlah yang harus menjadi bingkai dalam pertarungan elektoral karena nanti siapapun yang terpilih akan mengedepankan kepentingan rakyat, tidak ada yang bergerak sendiri-sendiri, toh esensi Demokrasi di Indonesia ini adalah Demokrasi permusyawaratan. Semuanya melalui proses musyawarah,” jelasnya.
Kemudian, selama dirinya turun ke masyarakat ia melihat khususnya di Kota Bogor dan Cianjur yang merupakan dapilnya telah memiliki rasa tetapi tidak semua memiliki artikulasi, dan dirinya selaku perwakilan rakyat harus bisa mengartikulasikan dari rasa itu sendiri.
“Rakyat ini sekarang memiliki calon-calon yang akan diperjuangkan dan ini semangat yang bagus. Saya rasa warga Bogor untuk dorongan politiknya cukup tinggi dan juga melek media, tren politiknya bagus, engga apatis, tinggal menunggu parpol calon mana yang akan maju termasuk calon presiden maupun wakil presidennya. Sudah ada diskusi politik yang dilakukan oleh rakyat,” paparnya.
Bukan itu saja, Ia juga menanggapi pemilu-pemilu sebelumnya dimana terjadi perpecahan di masyarakat, dan menurutnya ini menjadi pembelajaran bagi semua. Meski begitu, kontradiktif di pemilu yang terjadi pada 2019 lalu tetapi ketika dalam pemerintahan semuanya berkolaborasi dan rakyat juga melihat.
“Saya rasa proses itu yang menjadi pembelajaran yang cukup baik bagi rakyat Indonesia bahwa ini pertarungan elektoral, bukan pertentangan politik. Setelah itu kan kita bicara kepentingan bersama lagi, bersatu lagi,” tegasnya.
Selain itu, peran dari tokoh masyarakat sangat dibutuhkan karena rakyat Indonesia pada umumnya melihat siapa leadershipnya dan disitu perannya dibutuhkan untuk kembali bersatu dan bersama.