JAKARTA, Harnas.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyampaikan bahwa indeks potensi radikalisme dan terorisme menurun di 2022. Hal itu ditegaskannya dalam konferensi pers akhir tahun 2022 di Hotel Borobudur, Rabu (28/12/2022).
Menurut Boy, indeks tersebut telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dimana indeks potensi radikalisme dan terorisme berada di angka 51.54.
“Indeks risiko terorisme tahun 2022 terdiri dari dimensi target dan dimensi supply pelaku, hasil penilaian telah berhasil melampaul target yang ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Boy lagi, semakin kecil angka indeks, maka risiko terorisme menjadi semakin rendah. “Indeks tersebut menunjukkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi paham maupun aksi terorisme,” katanya.
Pada kesempatan ini, BNPT juga mengklaim telah berhasil melakukan deradikalisasi 475 narapidana terorisme (Napiter). Para Napiter tersebut tersebar di 62 Lembaga Permasyarakatan (Lapas) di Indonesia.
Boy mengatakan, deradikalisasi atau stratregi untuk menetralisasi paham-paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan. “Selama 2022, sebanyak 475 narapidana terorisme yang tersebar di 62 Lapas dan 1 Lapas Khusus Teroris Kelas IIB, Sentul telah dilakukan upaya deradikalisasi,” ujarnya.
Boy menambahkan, dari luar lapas sendiri, BNPT berhasil melakukan deradikalksasi sebanyak 1.192 orang atau kelompok selama 2022. “Sedangkan di luar Lapas, BNPT telah melaksanakan deradikalisasi terhadap 1.192 orang atau eks napiter,” imbuhnya. (PB/FZ*)