Jerit Dan Tangisan! Siapkan Kocek Rp 1.250.000, Biaya Perpisahan SMPN 6 Kota Bogor

Foto : dok tribunnews

Harnas.id, Bogor – Bak petir disiang bolong, sungguh sangat mengejutkan. Ratusan orangtua siswa dan siswi kelas 9 SMPN 6 Kota Bogor harus siap mengocek kantong untuk biaya perpisahan senilai Rp 1.250.000,-.

Salah satu orangtua siswa SMPN 6 Kota Bogor menyampaikan, untuk biaya perpisahan kelas 9 kali ini, di informasikan terkena beban biaya Rp 1.250.000.

“Ya ini informasi lewat koordinator kelas (korlas), bahwa biaya perpisahan senilai Rp 1.250.000, namun tidak bisa dijabarkan secara tertulis nilai hanya melalui telepon kepada setiap orangtua saja,” ungkap sumber yang enggan disebutkan identitasnya, Rabu (20/03/2024).

“Dari cara penyampaian biaya ini sungguh aneh. Kenapa tidak disampaikan secara tertulis langsung dengan rinciannya.Nah, ini hanya ditelepon setiap orangtua siswa bahwa biaya Rp 1.250.000, dan hanya rincian secara global, tanpa rincian detail tertulis,” bebernya,

Hal senada disampaikan pihak orangtua siswa lainnya, biaya perpisahan untuk kelas 9, hanya diberitahukan melalui telepon dari korlas saja, sementara secara formal rincian biaya tidak disampaikan.

“Ya pemberitahuan biaya perpisahan ini seperti terselubung, tidak jelas rincian detailnya seperti apa,” ujar sumber.

“Banyak pihak orangtua juga yang mempertanyakan hal ini, kita (orangtua siswa), bingung biaya ini kan cukup besar. Tetapi ada juga list di grup – grup kelas yang sudah lunas dan juga mencicil,” tambahnya.

Terpisah Salah Seorang Komite Sekolah SMPN 6 Kota Bogor mengatakan, mengenai biaya perpisahan, dari panitia tidak pernah mengeluarkan nominal biaya.

“Ya kami dari panitia tidak pernah mengeluarkan nominal, cuma beberapa orangtua selalu menanyakan berapa pastinya biaya perpisahan,” ungkap melalui pesan Whatsapp.

“Kami selalu bilang acuannya pada tahun kemarin,” tambahnya.

Ditanya besaran biaya perpisahan tahun lalu, Komite Sekolah enggan menyampaikannya.

“Tahun kemarin segitu, kami juga dapat info dari alumni. Dan ini juga tidak benar nominalnya. Ya jika saya sebut nominal takut salah, mangga di cari tau saja,” katanya.

Dari informasi yang diimpun, dengan biaya perpisahan kelas 9 SMPN 6 Kota Bogor sebesar Rp 1.250.000, acara tersebut akan diselenggarakan di Hotel Braja Mustika Kota Bogor, biaya meliputi sewa gedung, sound sistem, dekorasi, dokumentasi, kursi tambahan, konsumsi dan snack galdi resik, konsumsi hari H (siswa, guru, tamu undangan), upacara adat dan hiburan, medali, penghargaan siswa dan guru berprestasi, kesekretariatan, banner, publikasi media, pembuatan undangan dan lain sebagainya.

Perpisahan atau wisuda tingkat SD, SMP, dan SMA sempat menjadi polemik pada tahun 2023 lalu.

Mengutip keterangan Ketua LBH Forwatur Lia Srimulyani, ramainya permasalahan wisuda yang dilaksanakan di tingkat TK, SD, SMP ataupun SMA menjelang akhir tahun ajaran, kini menjadi polemik di masyarakat, khususnya bagi para orangtua peserta didik. Pasalnya wisuda yang digelar tersebut mengeluarkan biaya yang cukup tinggi.

Permasalahan yang timbul saat ini tentunya bukan tentang masalah meriahnya dan akan menjadi kenangan bagi peserta didik, tetapi dengan dalih seperti itu dirasa tidak logis, karena wisuda itu pastinya hanya di perguruan tinggi saja.

Permasalahan yang muncul bukan hanya terkait acara perpisahan dan wisuda saja, dibentuknya paguyuban orangtua oleh sekolah sebagai Mitra ataupun kepanjangan sekolah untuk melakukan komunikasi antara sekolah dengan orangtua/wali murid, malah seperti terbentuknya sosialita baru yang kelihatan borjuis dan hedonis.

Ketika itu dibiarkan, seperti ada kelas kasat mata, maka ketika ada permintaan dari pihak sekolah yang memerlukan dukungan dari orangtua/wali murid, baik pemikiran ataupun materi itu seperti terlihat jelas perbedaannya. Artinya ketika wali muridnya mampu itu memberikan sumbangsih ke sekolahnya kelihatan waaah, kalau yang memang tidak mampu atau yang kurang mungkin sederhana saja.

Sekolah pun selalu beralibi bahwa kalau memang ada silakan, kalau tidak ada tidak usah memaksakan. Walaupun pada akhirnya, tetap saja banyak sekolah melaksanakan hal tersebut, apalagi dengan kurikulum yang dipakai sekarang Kurikulum Merdeka, sehingga sekolah diberikan otoritas seluas-luasnya.

(Dody)