BANDUNG, Harnas.id – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Marlan menyebut, kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya cukup tinggi. Bahkan tertinggi se Jawa Barat, termasuk kasus kematiannya dibandingkan daerah lain.
Diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada Januari-September 2022, kasus DBD di Kabupaten Bandung jadi yang tertinggi kedua di Jabar setelah di Kota Bandung. Sebanyak 2.777 kasus DBD terjadi di Kabupaten Bandung pada periode tersebut.
Di periode yang sama, angka kematian akibat DBD di Kabupaten Bandung bahkan menjadi yang tertinggi di Jabar. Tercarat ada 37 warga Kabupaten Bandung yang meninggal dunia setelah terkena penyakit DBD.
“Kami meminta kewaspadaan dari masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan termasuk untuk melaporkan kejadian DBD agar bisa segera kami tindaklanjuti,” tutur Marlan, Selasa (10/1/2023).
Marlan juga menekankan, masyarakat perlu menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit DBD maupun penyakit lainnya. “Termasuk membersihkan sampah yang bisa menjadi tempat penampungan air hujan karena itu bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk,” ujarnya.
Terlebih diakui Marlan, kasus DBD biasa muncul saat musim hujan. Meskipun kini sebagian wilayah di Kabupaten Bandung jarang hujan, BMKG memprediksi musim hujan masih akan terus berlangsung.
“Memang prediksi BMKG itu hujan bisa sampai Maret. Kita tetap harus waspada, berkaitan dengan penyakit-penyakit yang biasa timbul saat musim hujan atau menjelang berakhirnya musim hujan,” kata Marlan.
Salah satu penyakit tersebut, jelas dia, ialah DBD. Pada musim hujan, populasi nyamuk yang membawa penyakit DBD biasanya bertambah banyak karena jentik nyamuk akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya tergenang air.
“DBD ini tidak hanya diatasi dengan membasmi nyamuknya, tapi juga dengan jentiknya. Masyarakat itu biasanya hanya meminta fogging, padahal itu hanya membunuh nyamuk, sedangkan yang harus dibunuh itu justru jentik nyamuk,” tandasnya. (PB/*)