Pemprov Jabar Bangun Pusat Distribusi Jaga Kestabilan Harga

PURWAKARTA, Harnas.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjamin ketersediaan stok Barang kebutuhan bahan pokok pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional  seperti Natal Tahun 2022  dan tahun baru 2023

Barang kebutuhan pokok secara umum aman terkendali terutama telur Ayam Ras dan minyak goreng. Stok distribusi lancar dan harga-harga pun masih relatif stabil. “Jadi untuk Jawa Barat, kita jamin ketersediaan barang pokok aman juga alur distribusinya terkendali,” kata pria yang akrab disapa Kang Emil ini, Senin (26/12/2022).

Pernyataan Kang Emil juga dikuatkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Iendra Sofyan yang menyebut, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat sudah membangun Pusat Distribusi Provinsi (PDP) untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang pokok di masyarakat.

PDP yang berlokasi di Jalan Raya Purwakarta-Subang km 14 kampung Cisantri, Desa Cilandak Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta tersebut difasilitasi dengan Sistem Resi Gudang (SRG) di 13 Kabupaten se-Jawa Barat yang merupakan hibah dari Bappepti Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Menurut Iendra, pemanfaatan SRG yang di antaranya terdapat di Kabupaten Purwakarta, Subang dan Cianjur sebagai upaya meningkatkan perdagangan berbasis produk dalam negeri dan lokal pangan yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan regional, karena berhubungan langsung dengan petani dan UMKM yang ada di Wilayah Jawa Barat.

“Adanya PDP di Jawa Barat ini bisa memotong mata rantai yang terlalu panjang, menjamin kelancaran distribusi dan ketersediaan barang kebutuhan pokok, diantaranya beras, minyak goreng, jagung, kedelai, telur ayam ras, tepung terigu, cabai, bawang merah dan bawang putih, daging ayam ras, gula, ikan segar, daging sapi dan barang kebutuhan pokok lainnya,”jelas Iendra kepada wartawan di Kabupaten Purwakarta, Senin (26/12/2022)

Lebih lanjut, Iendra menyebutkan keberadaan PDP Jabar ini juga untuk meningkatkan kemitraan antara petani, nelayan, peternak, koperasi, UMKM, pedagang pasar, dan mitra strategis lainnya serta ditugaskan pengelolaan kepada BUMD Provinsi Jawa Barat yang memiliki tugas pokok menangani ketahanan pangan yaitu PT Agro Jabar.

Sementara untuk Sistem Resi Gudang yang dikelola oleh oleh 13 kabupaten se-Jawa Barat yaitu Kabupaten Subang,  Cianjur 2 Gudang SRG, Indramayu, Garut, Bogor, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Purwakarta, Tasikmalaya, dan Ciamis 2 Gudang SRG.

SRG sendiri dapat menjadi salah satu instrumen pengukuran ketersediaan stok regional dan nasional khususnya terkait bahan pangan seperti beras, gabah dan jagung. “Melalui sistem tersebut, pemerintah dapat mengetahui ketersediaan komoditi di setiap daerah SRG, sehingga menjadi alat bantu bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait penyebaran dan ketersediaan bahan pangan,”ungkapnya.

Sementara itu, sesuai data ASEM KSA BPS, produksi padi Jawa Barat tahun 2022 sebesar 9,57 juta ton gabah kering giling (GKG) naik 457.056 ton GKG atau 5,02 persen dibandingkan 2021, dimana produksi padi Jawa Barat 2021 sebesar 9,11 juta ton GKG.

“Produksi padi 2022 tersebut, setara beras sebesar 5,53 juta ton beras. Bila jumlah penduduk Jawa Barat saat ini berdasarkan Data BPS 2020 sebanyak 49,93 juta orang, dengan tingkat konsumsi beras 82,78 kg/kapita/orang/tahun, maka kebutuhan beras rakyat Jawa Barat sebanyak 4,13 juta ton, sehingga Jawa Barat masih surplus beras sebesar 1,39 juta ton beras,” demikian dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadang Hidayat.

Dadang menjelaskan dari surplus beras Jawa Barat tersebut, tersebar di hampir semua Kabupaten/Kota serta kondisi stok beras saat ini sebesar 51.199,50 ton yang ada di penggilingan dan gudang pedagang.

Stok beras ini mampu mencukupi kebutuhan Jawa Barat bahkan siap memasok wilayah DKI Jakarta dan provinsi lainnya. “Bahkan penggilingan Jawa Barat menyatakan siap memasok beras ke Bulog pada awal Desember kemarin sebanyak 12.380 ton. Kini pada saat Natal dan Tahun Baru dilakukan pemantauan harga harga sembako di pasar pasar, memperlancar arus distribusi dari sentra produksi ke pasar serta mendukung upaya-upaya stabilitasi harga,” tandasnya. (PB/*)