Penurunan Daya Beli Picu Deflasi Selama 5 Bulan Berturut-turut di Indonesia

Harnas.id, Jakarta – Daya beli masyarakat Indonesia disebut tengah menurun. Hal ini disebut-sebut menjadi biang kerok deflasi 5 bulan beruntun. Selasa, (08/10/2024).

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang mengungkapkan ada beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan terjadinya deflasi selama lima bulan berturut-turut. Pertama soal permintaan (demand) pasar global yang menurun. Menurutnya, penurunan ini disebabkan oleh banyak faktor terutama karena konflik global.

“Memang demand pasar global sedang menurun karena ada konflik global sehingga ekspor beberapa produk kita terjadi penurunan karena demand-nya turun,” jelas Moga di Kantor Kemendag RI, Jakarta, Senin (7/10/2024).

Moga mengatakan, penurunan permintaan berdampak ke proses produksi yang ikutan berkurang. Ini mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau pengurangan jam kerja. Akibatnya, daya beli masyarakat pun turut berpengaruh berupa menurun.

“Dengan demikian, industri ini kan agak berkurang produksinya. Dampaknya ada beberapa, terjadi PHK atau pengurangan jam kerja sehingga berdampak ke daya beli seperti itu,” sambung Moga.

Oleh karena itu dia berharap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 dan perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 (Nataru) mampu memulihkan kembali daya beli masyarakat Indonesia yang kini menurun.

“Untuk itu, kami berharap Pilkada 2024 nanti dan juga Nataru akan segera normal kembali,” kata Moga.

Sebagai informasi, Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun jelang lengsernya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada September 2024, deflasi sebesar 0,12% secara bulanan atau month to month (mtm). Angka deflasi itu makin merosot dibanding kondisi Agustus 2024 sebesar 0,03%.

Kondisi deflasi itu telah terjadi sejak Mei 2024 yang sebesar 0,03%, lalu berlanjut pada Juni 2024 sebesar 0,08%, dan Juli 2024 sebesar 0,18%. Dengan begitu, deflasi telah terjadi selama lima bulan beruntun menjelang akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Chaerudin