DEPOK,Harnas.id-Warga sejumlah perumahan di Limo, Cinere, Kota Depok, menutup area pembuangan sampah ilegal yang berdekatan dengan lingkungan tempat tinggalnya. Namun upaya penutupan lokasi itu mendapat perlawanan dari para penghuni area pembuangan sampah tersebut.
Kekisruhan terjadi antara penghuni sejumlah perumahan (seragam merah putih) dengan penghuni lahan pembuangan sampah liar di Limo, Kota Depok. Warga perumahan mendesak penutupan karena lahan pembuangan sampah itu kerap menimbulkan polusi udara akibat pembakaran limbah-limbah sampah.
Selain itu, aroma dari area pembuangan sampah kerap menimbulkan aroma tak sedap dan tercium oleh warga perumahan.
<span;>Untuk menutup tempat pembuangan akhir (TPA) liar ini, warga pun menyiapkan excavator.
Meski sempat ricuh, penutupan TPA liar tetap dilanjutkan dengan membangun portal besi untuk menghalangi truk pengangkut sampah melintas.
Ketua RT Perumahan Griya Cinere 2, Dodi Arianto mengatakan, keberadaan TPA liar di lingkungannya telah lama meresahkan warga. Pasalnya, asap pembakaran sampah di TPA liar tersebut membuat udara di sejumlah perusahaan tercemar bahkan menyebabkan penyakit.
Keberadaan TPA liar di Limo sudah berlangsung sejak tahun 2009 dan beberapa kali Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
“Warga menolak keberadaan teh TPA liar karena polusi dan bau sampah. Jadi memang sudah beberapa kali ditutup tapi jebol lagi, akhirnya ini warga mencoba menutup sendiri,” ujar Dodi Arianto, Ketua RT di Perumahan Griya Cinere 2, Limo.
Hal senada juga diungkap Ketua RT Perumahan Panorama Bukit Cinere, Rizki Akbar Maulana. Menurutnya, upaya warga menutup TPA liar ini sudah dilakukan sejak 2009 lalu. Namun tidak adanya ketegasan dari Pemkot Depok, membuat aktifitas TPA terua berjalan hingga kini.
“Penutupan itu dari tahun 2009, kemudian 2015, sampai kita juga minta. Kemudian berpanjut sampai ada pembakaran besar sampai damkar juga sudah masuk untuk mendinginkan apinya. Paling parah itu 2023 di bulan oktober itu ada kebakaran hebat sampai polisi, TNI juga datang. Tapi tidak ada tindaklanjut yang nyata,” jelas Rizki
Rizki menambahkan, kini dampak pencemaran udara akibat pembakaran sampah di TPA liar itu sudah semakin meluas.
“Dulu hanya wilayah-wilayah tertentu tapi sekarang hampir di semua wilayah sekitar sini, sekitar radius 10 kilometer sudah kerasa asapnya,” tutur Rizki.
Warga berharap, Pemkot Depok selaku pihak yang berwenang untuk urusan sampah, segera melakukan tindakan. Apalagi TPA ini merupakan ilegal, yang tak sepantasnya ada di sekitar tempat tinggal warga.
