Juru Bicara Bidang Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Adriyanu (panel kiri atas) dalam media briefing virtual Koalisi Ibukota dipantau dari Jakarta pada Senin (14/12/2020). ANTARA | PRISCA TRIFERNA

HARNAS.ID – Langit biru cerah yang tampak di wilayah Ibu Kota DKI Jakarta belakangan ini tidak bisa dimaknakan bebas dari polusi udara.

“Data dari Jakarta Pusat selama Januari sampai 12 Desember rata-rata tahunan (PM 2.5) itu 35, di Jakarta Selatan rata-rata tahunannya 43. Kalau kita mengacu baku mutu nasional PM 2.5, yaitu 15 mikro, artinya ini sudah melebihi baku mutu,” kata Juru bicara bidang iklim dan energi Greenpeace Indonesia Bondan Adriyanu dalam diskusi daring Catatan Akhir Tahun Koalisi Ibu Kota, Senin (14/12/2020).

Seperti dilansir Antara, Bonda memaparkan hal itu mengacu data pantauan kualitas udara yang dikeluarkan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) saat menyoroti topik tentang langit biru Jakarta di beberapa media sosial pada awal Desember ini.

Selanjutnya, Bonda merujuk Peraturan Pemerintah RI No 41 Tahun 1999 yang menetapkan baku mutu PM 2.5 tahunan pada 15 mikrogram (mkg) per meter kubik udara. Sedangkan standar nasional acuan adalah 0-65 mkg/meter kubik untuk kategori baik, 66-100 mkg/meter kubik untuk sedang, dan 101-150 mkg/meter kubik untuk tidak sehat . Semenyata, 151-200 mkg/meter kubik untuk sangat tidak sehat, serta 200 mkg/meter kubik ke atas untuk kategori berbahaya.

Hal itu berbeda dengan acuan dari Kedutaan Besar AS atau US Air Quality Index yang memakai 0-35 mkg/meter kubik untuk udara kategori baik, 36-55 mkg/meter kubik kategori sedang, 56-65 mkg/meter kubik kategori tidak sehat, 66-100 mkg/meter kubik kategori sangat tidak sehat, serta 100 mkg/meter kubik ke atas dalam kategori berbahaya.

Oleh karena itu, Bondan menegaskan. langit cerah bukan berarti turut menghasilkan kualitas udara yang baik. Sebab, berbagai faktor mempengaruhi udara yang sehat. Selain itu, kondisi angin juga mempengaruhi kondisi langit.

“Apakah ketika langit biru serta merta pasti bagus kondisi udaranya dari semua polutan, mungkin perlu kami cek lagi,” ujarnya.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini