Rena Da Frina Bertekad Dorong UMKM dan Berdayakan Janda serta Gen Z di Kota Bogor

Rena Da Frina, calon Wali Kota dengan nomor urut 04
Rena Da Frina, calon Wali Kota dengan nomor urut 04. Foto: Harnas.id/ Istimewa

Harnas.id, BOGOR – Dalam kontestasi Pilkada Kota Bogor 2024, Rena Da Frina, calon Wali Kota dengan nomor urut 04, menekankan bahwa UMKM akan menjadi pilar utama untuk membangun dan menggerakkan perekonomian di Kota Bogor. Ia melihat potensi besar dari sektor kuliner dan pariwisata sebagai daya tarik utama, sesuai dengan karakter Bogor sebagai kota jasa.

Rena menyoroti persoalan krusial yang dihadapi Kota Bogor, yakni tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan data BPS 2023, jumlah pengangguran terbuka mencapai 100.000 orang atau 9,34 persen dari total populasi. Untuk itu, ia menawarkan solusi nyata dengan program yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan ekonomi warga.

Program Pengurangan Pengangguran dan Lapangan Kerja bagi 44.000 Orang

Rena bersama pasangannya, Achmad Teddy Risandi, menargetkan untuk mengurangi tingkat pengangguran hingga 50 persen dengan menciptakan 44.000 lapangan kerja baru.

“Dengan jumlah penduduk 1,1 juta jiwa, masalah utama kita adalah sekitar 100.000 orang pengangguran. Melalui program kami, setidaknya ada 44.000 peluang kerja baru yang bisa kita ciptakan,” dalam keterangnnya, Sabtu, 12 Oktober 2024.

Rena juga menekankan bahwa fokus utama dari program tersebut adalah Gen Z dan perempuan kepala keluarga atau janda. Gen Z, yang memiliki porsi suara hingga 20 persen dalam Pilkada Bogor 2024, dipandang sebagai kelompok yang perlu diberdayakan dengan peluang kerja dan usaha produktif agar terhindar dari masalah pengangguran di masa depan.

Modal Tanpa Agunan untuk Janda dan UMKM

Program unggulan lain dari Rena adalah pemberian modal tanpa agunan hingga Rp10 juta. Menurutnya, banyak warga, khususnya janda dan pemilik usaha kecil, mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit karena terbentur persyaratan agunan.

“Kami akan memberikan kredit hingga Rp10 juta tanpa agunan. Fokus kami ada pada perempuan kepala keluarga atau Peka, tetapi warga lain juga bisa mengakses program ini,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS Jawa Barat 2023, terdapat 1.637 janda di Kota Bogor akibat perceraian, belum termasuk yang kehilangan suami karena meninggal dunia. Kota Bogor berada di peringkat ke-19 dari 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat dalam jumlah perceraian, sementara Kabupaten Bogor menempati peringkat pertama dengan 102.280 janda.

“Sebagai seorang perempuan dan ibu, saya memahami kesulitan perempuan yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Mereka harus kita dukung melalui modal dan program yang berkelanjutan,” tambahnya.

Mengoptimalkan Potensi Kota Jasa dan Pariwisata

Rena menegaskan bahwa Bogor memiliki potensi besar dalam sektor kuliner dan jasa, sehingga upaya pengembangan ekonomi harus difokuskan pada bidang tersebut. Ia menolak gagasan untuk mendirikan industri padat karya seperti pabrik karena keterbatasan lahan.

“UMKM di Bogor berkembang pesat dan sangat kreatif, tetapi banyak dari mereka kesulitan mencari pasar. Di sinilah peran pemerintah untuk hadir dan memberikan dukungan. Kami tidak hanya memberikan bantuan modal, tapi juga membantu pemasaran dan menyediakan wadah bagi produk UMKM,” ungkap Rena.

Pelatihan Berbasis Kebutuhan Pasar

Selain dukungan permodalan, Rena berkomitmen untuk menyediakan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan sektor pariwisata dan jasa di Kota Bogor.

“Pelatihan harus relevan dengan peluang kerja yang tersedia, seperti di bidang perhotelan atau kuliner. Tanpa keterampilan yang spesifik, produk dan tenaga kerja tidak akan mampu bersaing,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa setelah peserta pelatihan menerima keterampilan, pemerintah akan memberikan insentif dan akses permodalan.

“Kami memastikan setiap langkah dalam program ini tidak hanya seremonial. Pemerintah akan mendampingi sejak pelatihan hingga pemasaran produk,” tegas Rena.

Dukungan Berkelanjutan untuk Bisnis Baru

Rena berjanji bahwa pemerintah kota akan mendukung munculnya usaha-usaha baru di Kota Bogor, baik kafe, hotel, maupun bisnis UMKM lainnya.

“Kami ingin memastikan setiap usaha baru mendapat dukungan, terutama dalam permodalan. Apalagi bagi kepala keluarga perempuan yang harus menghidupi anak-anak mereka sendiri, mereka akan menjadi prioritas dalam program ini,” jelasnya.

Dengan visi untuk menjadikan UMKM sebagai motor penggerak ekonomi dan fokus pada pemberdayaan perempuan serta Gen Z, Rena Da Frina menawarkan solusi konkret untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan warga Bogor. Melalui program modal tanpa agunan, pelatihan relevan, dan dukungan pemasaran, Rena bertekad menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan memastikan semua program pemerintah berjalan hingga tuntas.

“Bogor adalah kota jasa, dan kami akan memaksimalkan potensinya. Saya ingin memastikan bahwa pemerintah hadir di setiap langkah, bukan hanya seremonial, tetapi benar-benar membantu masyarakat dari awal hingga akhir,” pungkas Rena.

Editor : IJS