Bogor dan Belanda Perkuat Kerja Sama Wisata Sejarah untuk Dorong Pariwisata

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, bersama Dubes Belanda untuk Indonesia, H.E. Marc Gerritsen, membahas peluang kerja sama wisata sejarah di Balai Kota Bogor. Foto: Istimewa
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, bersama Dubes Belanda untuk Indonesia, H.E. Marc Gerritsen, membahas peluang kerja sama wisata sejarah di Balai Kota Bogor. Foto: Istimewa

Harnas.id, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerima kunjungan istimewa dari Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia, H.E. Marc Gerritsen, di Plaza Balai Kota Bogor pada Selasa (25/3/2025).

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyambut baik kunjungan tersebut dan menganggap kehadiran Dubes Belanda sebagai suatu kehormatan. Dalam pertemuan itu, ia melihat adanya peluang besar untuk menjalin kerja sama dalam bidang wisata sejarah antara Kota Bogor dan Belanda.

Bogor memiliki banyak situs bersejarah yang berkaitan dengan Belanda, seperti Istana Bogor, bangunan kolonial, serta warisan budaya yang berpotensi menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

“Saya merasa terhormat dan bangga atas kunjungan Dubes ke Kota Bogor. Kami ingin belajar serta berbagi pengalaman dalam upaya menjadikan Bogor sebagai kota yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing global,” ujar Dedie A. Rachim.

Ia menambahkan bahwa Kota Bogor ingin mengembangkan program wisata sejarah yang mencakup pertukaran budaya, penelitian bersama, serta promosi pariwisata yang lebih luas antara Bogor dan kota-kota di Belanda.

“Kerja sama ini tidak hanya memperkuat hubungan historis, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi kedua belah pihak melalui sektor pariwisata. Semoga pertemuan ini menghasilkan gagasan-gagasan baru yang dapat mempererat hubungan dan kerja sama antara Bogor dan Belanda,” lanjutnya.

Selain wisata sejarah, Dedie A. Rachim juga menekankan keterbukaan Kota Bogor untuk berkolaborasi di berbagai sektor lainnya, seperti pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan, serta pengembangan kota pintar. Ia menyadari bahwa banyak kota di Belanda telah mencapai kemajuan dalam pembangunan berkelanjutan yang bisa menjadi inspirasi bagi Bogor.

“Semoga kunjungan ini semakin mempererat persahabatan yang telah lama terjalin antara kedua belah pihak. Kami berharap dapat menjalin kerja sama lebih lanjut di masa mendatang,” tambahnya.

Sejarah panjang antara Kota Bogor dan Belanda salah satunya tercermin dalam keberadaan Kebun Raya Bogor (KRB), yang didirikan pada tahun 1817 oleh Prof. Caspar Georg Carl Reinwardt. KRB tidak hanya berfungsi sebagai pusat konservasi dan penelitian botani, tetapi juga menjadi destinasi wisata ilmiah yang memperkuat hubungan akademis antara Indonesia dan Belanda.

Potensi KRB sebagai pusat penelitian dan kerja sama di bidang keanekaragaman hayati, khususnya dengan institusi di Belanda, diharapkan terus berkembang di masa depan.

Sebagai bagian dari kunjungan tersebut, Dedie A. Rachim juga mengajak H.E. Marc Gerritsen untuk melihat deretan foto para pemimpin Kota Bogor dari masa ke masa serta memberikan penjelasan mengenai arsitektur Belanda yang masih terlihat di Kantor Balai Kota Bogor.

Dalam kesempatan itu, turut hadir Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida), Rudy Mashudi, serta beberapa perwakilan perangkat daerah lainnya.

Editor: IJS