Wisuda Santri, Ainul: Meskipun Sudah Hafal, Santri Harus Tetap Murojaah Sampai Mati

BOGOR, Harnas.id – Pesantren Peradaban Qur’an Indonesia (PPQI) berhasil melaksanakan Wisuda Tahfidz perdana di Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Sabtu, 18 Maret 2023

Kegiatan Wisuda Tahfidz dengan Khataman Al-Qur’an sebanyak 30 Juz yang diikuti sebanyak lima santri dihadiri tokoh masyarakat, sesepuh, kyai, para pengurus yayasan juga wali santri yang datang dari Maluku, Ambon, Lampung dan beberapa daerah lainnya.

Menurut, Ustadz Ainul Yakin, Pimpinan Pesantren Peradaban Qur’an Indonesia (PPQI), santri yang sudah menyelesaikan hafalan sebanyak 30 Juz itu harus diwisudakan.

“Dari 30 santri yang di wisuda, ada lima santri yang sudah berhasil menyelesaikan hafalannya sebanyak 30 Juz. Sisanya masih proses untuk menyelesaikan setoran hafalannya,” kata Ainul.

Selama santri di pesantren, kata Ustadz Ainul ada beberapa bimbingan atau metode yang diterapkan kepada santri melalui program khusus.

“Kita bimbing dari bangun tidur sampai tidur kembali dengan beberapa program seperti program Halaqah Qur’an jadi setiap hari ada target setoran hafalan dan ada juga Muroja’ah,” ucapnya.

Setelah menyelesaikan program hafalan tadi, lanjutnya, santri dibimbing untuk masuk ke dalam program mutqin.

“Ini untuk melancarkan dan menguatkan hafalan dari para santri. Kemarin disini ada santri yang sekali duduk sudah bisa mendapatkan 7 Juz untuk setoran hafalannya, ada yang sampai 5 Juz, ada juga yang 3 Juz. Itu semua sesuai dengan kemampuan para santri tadi,” jelasnya.

Kepada para santri yang sudah di wisuda, sambungnya, pihak pesantren berharap agar tetap istiqomah untuk menjaga hafalannya, dan juga bisa menjadikan bekal untuk diamalkan di lingkungan masyarakat

“Intinya tetap murojaah, karena kami memiliki tagline 30 Juz harga mati dan murojaah sampai mati. Jadi meskipun kita sudah hafal, kita harus murojaah sampai mati. Terlebih saya berharap, para santri ini bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa memberikan manfaat untuk dirinya sendiri, keluarganya dan masyarakat pada umumnya.

Selain itu juga, para santri yang sudah diwisudakan akan kembali diberikan program oleh pesantren yakni program pengabdian.

“Jadi dalam program ini, selama satu tahun santri ditugaskan untuk berkiprah mengabdi, mengemban tugas dari pondok untuk mensyiarkan kepada masyarakat melalui lembaga-lembaga atau pesantren-pesantren yang sudah bekerjasama. (Red)