Polisi Belum Memeriksa 3 Remaja Bercelurit, Ini Alasannya

Polisi belum memeriksa 3 remaja
Wakapolresta Bogor Kota AKBP Ferdy Irawan didampingi Kasatreskrim Polresta Bogr Kota dan Komandan Resimen II Pelopor Kedung Halang, Kombes Pol Yustanto Mujiarso saat memberikan keterangan pers terkait penembakan 3 remaja yang diduga begal di Mako Polresta Bogor Kota, Minggu. Foto : Istimewa.

BOGOR, Harnas.idPolisi belum memeriksa 3 remaja bercelurit yang mengancam anggota Brimob di kawasan Ciparigi, Kota Bogor beberapa waktu lalu. Alasannya, para pelaku masih dalam proses perawatan medis di RSUD Kota Bogor usai ditembak lantaran dianggap meresahkan.

“Belum diperiksa, menunggu mereka sembuh dulu, sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Polisi akan melakukan pemeriksaan resmi setelah ketiganya sembuh,” ujar Waka Polresta Bogor Kota AKBP Ferdy Irawan saat dihubungi wartawan, Rabu (19/10/2022).

Ferdy menyebut dua dari tiga remaja yang mengalami luka tembak telah selesai menjalani operasi. Saat ini, keduanya dalam proses penyembuhan dan kondisinya stabil. Sedangkan satu remaja lainnya berinisial E direncanakan menjalani operasi hari ini.

“Tidak ada peluru yang bersarang di tubuh mereka. Info dari dokter pelurunya tembus,” tegas Ferdy.

Dikabarkan sebelumnya, 3 remaja yang diduga begal di Bogor terpaksa dilumpukan peluru usai mengancam anggota Brimob dengan celurit. Ketiganya antara lain, E (15), AA (15) dan A (16).

Peristiwa itu berawal saat ketiganya berkeliling di kawasan Ciparigi, Kota Bogor dengan menggunakan satu motor sambil mengacungkan celurit. Pada waktu bersamaan, melintas anggota Brimob yang akan menuju Mako Brimob Kedung Halang dari rumah kontrakannya.

“Anggota brimob itu sudah meminta ketiga remaja itu untuk berhenti dan menanyakan tujuan mereka berkeliaran di area tersebut,” kata Ferdy.

Namun, kata Ferdy bukan menyerahkan diri, dua dari tiga remaja tersebut turun dari motor dan mengancam dengan celurit.

Karena mendapat ancaman, anggota Brimob itu kemudian memberikan tembakan peringatan sebanyak 3 kali, akan tetapi peringatan itu tak dihiraukan ketiga remaja itu, hingga akhirnya petuga Brimob melepaskan tembakan terarah karena diaanggap orang yang membahayakan keselamatan warga sekitar.

“Ada 2 tembakan mengenai 3 orang. Jadi ada 1 peluru yang ditembakkan kepada orang yang membawa celurit, kemudian ada 1 peluru yang ditembakkan kepada yang dibonceng di tengah dan itu tembus ke depan mengenai perut, punggung atau pinggang orang yang mengendarai sepeda motor,” terang Ferdy.

Ferdy menyebut remaja berinisal E (15) mengalami luka tembak di bagian pinggang hingga tembus ke perut. E juga mengalami luka di lutut karena terjatuh dari motor.

Sementara AA (15) mengalami luka serupa yakni luka tembak di pinggang tembus ke perut. Sedangkan A (16), mengalami luka tembak di pinggang dan luka di lutut akibat terjatuh dari motor.

Usai melakukan penembakan, anggota Brimob itu langsung berkoordinasi dengan Polsek Bogor Utara. Ketiga remaja bercelurit itu langsung diamankan dan dibawa ke rumah sakit.

“Adapun untuk anggota Brimob yang melaksanakan penembakan tersebut langsung melaporkan kepada kesatuannya kepada resimen II Pelopor, Kedung Halang,” ujar Ferdy.

Sementara itu, Komandan Resimen II Pelopor Kedung Halang, Kombes Pol Yustanto Mujiarso menyebut bahwa anggota yang melakukan penembakn itu merupakan intel di kesatuannya. Sementara senjata yang digunakan untuk menembak tiga remaja tersebut merupakan senjata jenis HS-9.

“Jadi ada beberapa anggota intel kita yang ditugaskan di luar resimen, seperti dalam kondisi malam minggu seperti itu jangan sampai ada benturan anggota di luar, anggota bikin masalah dan lainnya,” tuturnya.

Pihaknya mengakui sebelum terjadi penembakan, anggotanya sudah memberi peringatan secara lisan kepada ketiga remaja itu. Namun, remaja yang sempat disebut begal oleh warga itu malah turun dan mendatangi petugas sambil membawa celurit.

“Dikasih tembakan peringatan sekali hingga tiga kali tapi mereka tidak mau berhenti. Dan ditembak lagi bagian kaki, cuma karena sasaran bergerak akhirnya kena bagian pinggang tembus ke perut,” tuntas Yustanto. (B. Supriyadi)