Seorang pengusaha tas di Makassar yang gencar mengikuti pameran dalam rangka pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19. ANTARA FOTO | NUR SUHRA WARDYAH

HARNAS.ID – Pemerintah dinilai perlu melakukan perombakan terhadap sejumlah stimulus program pemulihan ekonomi nasional. Perombakan ini terutama kepada progam pemulihan yang dianggap belum efektif mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Program stimulus yang tepat dan efektif dapat memulihkan keadaan perekonomian Indonesia dari resesi,” kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira dalam sebuah webinar. Kamis (5/11/2020).

Ia mencontohkan, stimulus program pemulihan ekonomi nasional yang sepatutnya dirombak antara lain Kartu Prakerja, bantuan subsidi bunga dan penempatan dana di perbankan.

“Stimulus tersebut dianggap tidak efektif untuk menyokong pergerakan ekonomi, seperti yang diharapkan pemerintah,” ujar Bima seperti dilansir Antara.

Ia menyarankan, stimulus program pemulihan ekonomi dialihkan pada industri atau jasa kesehatan, perlindungan sosial, serta penguatan bantuan subsidi untuk UMKM  terdampak pandemi COVID-19.

Bima memandang, porsi belanja pemerintah masih kecil  meski pertumbuhan belanja pemerintah meningkat di atas 9 persen terhadap produk domestic bruto (PDB). “Artinya, serapan belanja  ini selain nominalnya masih kecil, harusnya masih bisa ditingkatkan lagi,” kata Bima.

Oleh karena itu, Bhima mendorong pemerintah meningkatkan porsi belanja, termasuk program pemulihan ekonomi nasional. Tujuannya, agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 bisa meningkat dan mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam jumpa pers Kamis siang, menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen. Artinya, Indonesia resmi mengalami resesi seperti yang dialami berbagai negara terdampak pandemi COVID-19. Pasalnya, selama dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.

Sebelumnya BPS juga mencatat terjadi kontraksi dalam perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 tumbuh minus 5,32 persen karena pandemi COVID-19 telah membatasi aktivitas ekonomi.

Meski begitu, secara kuartal ekonomi mengalami kenaikan sebesar 5,05 persen pada triwulan III-2020, sehingga memperlihatkan tanda-tanda pemulihan signifikan.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini