Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Panutan Sulendrakusuma | SETKAB.GO.ID

HARNAS.ID – Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Panutan Sulendrakusuma menyebut sinyal pemulihan ekonomi Indonesia semakin jelas terlihat, terutama dari catatan surplus perdagangan yang mencapai US$ 2,19 miliar per April 2021.

Jika dilihat dari mitra dagang, Indonesia menikmati surplus perdagangan dengan Amerika Serikat hingga US$ 1,2 miliar. “Pemerintah optimistis kondisi perekonomian Indonesia akan terus mengalami perbaikan yang signifikan,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/5/2021).

Selain surplus perdagangan dengan Amerika, Indonesia juga menikmati surplus perdagangan dari Filipina (US$ 554 juta) dan India (US$ 439,9 juta). Namun dengan beberapa negara lain mengalami defisit, seperti dengan China (US$ 652,1 juta), Australia (US$ 418,3 juta), dan Thailand (US$ 248,1 juta).

Panutan merinci surplus perdagangan Indonesia tidak lepas dari kinerja ekspor yang terus membaik. Pada April 2021 total ekspor Indonesia mencapai US$ 18,48 miliar atau naik 0,69 persen dari posisi Maret 2021.

Sementara jika dibandingkan dengan April 2020, total ekspor pada April 2021 meningkat 51,94 persen dengan rincian ekspor nonmigas meningkat 51,08 persen, sedangkan ekspor migas meningkat 69,60 persen.

Berdasarkan kelompok komoditas, ekspor nonmigas April 2021 mencapai US$ 17,52 miliar, sedangkan ekspor migas mencapai US$ 960 juta.

“Ini membuktikan konsistensi langkah pemerintah untuk memulihkan ekonomi di tengah ketidakpastian dan dinamika pemulihan ekonomi global,” kata Panutan.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas April 2021 terhadap Maret 2021 terjadi pada komoditas besi dan baja (HS72) sebesar US$ 246,2 juta atau naik 17,50 persen. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) sebesar US$ 398,3 juta atau turun 13,81 persen.

Sepanjang periode Januari-April 2021 ekspor terbesar adalah ke China dengan nilai US$ 3,93 miliar ke Amerika Serikat (US$ 2,03 miliar) dan Jepang (US$ 1,32 miliar). Kontribusi ekspor ke tiga negara tersebut mencapai 41,56 persen terhadap total nilai ekspor. Sementara itu ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa berturut-turut sebesar US$ 3,59 miliar dan US$ 1,39 miliar.

Panutan mengatakan sinyal pemulihan ekonomi terus menguat dari kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal. Pada April 2021 impor barang bahan baku/penolong naik 33,24 persen dan impor barang modal meningkat 11,55 persen dibandingkan dengan bulan April 2020.

“Peningkatan impor yang tinggi pada kelompok bahan baku/penolong dan barang modal menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup buat pada triwulan II/2021 ini,” ujarnya.

Sebagai catatan pada April 2021 total impor mencapai US$ 16,29 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan April 2020, total impor meningkat 29,93 persen dengan rincian impor nonmigas meningkat 22,10 persen sedangkan impor migas meningkat 136,86 persen.

Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini