Harnas.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan terbaru terkait indikator stabilitas nilai Rupiah serta aliran modal asing untuk periode 12 hingga 16 Agustus 2024.
Pada penutupan perdagangan hari Kamis, 15 Agustus 2024, nilai tukar Rupiah tercatat menguat pada level bid Rp15.690 per dolar AS. Yield Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun juga mengalami penurunan menjadi 6,72%. Indeks Dolar AS (DXY) melemah menjadi 102,98, sementara yield US Treasury Note 10 tahun turun menjadi 3,91%.
Namun, pada pagi hari Jumat, 16 Agustus 2024, nilai tukar Rupiah dibuka pada level bid Rp15.740 per dolar AS, menunjukkan pelemahan dari penutupan sebelumnya. Yield SBN 10 tahun juga mengalami kenaikan menjadi 6,75%.
Dalam hal aliran modal asing, data menunjukkan bahwa pada minggu ketiga Agustus 2024, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun turun menjadi 71,80 basis poin per 15 Agustus 2024, dari sebelumnya 76,56 basis poin pada 9 Agustus 2024.
Nonresiden tercatat melakukan pembelian neto sebesar Rp9,67 triliun dalam periode 12 hingga 15 Agustus 2024, dengan rincian pembelian neto di pasar SBN sebesar Rp7,36 triliun, di pasar saham sebesar Rp2,18 triliun, dan di Sertifikat Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp0,13 triliun. Untuk sepanjang tahun 2024 hingga 15 Agustus, nonresiden tercatat melakukan jual neto di pasar SBN sebesar Rp11,54 triliun, namun mengalami pembelian neto di SRBI sebesar Rp179,37 triliun dan di pasar saham sebesar Rp3,36 triliun. Pada semester II 2024, nonresiden mencatatkan pembelian neto di SRBI sebesar Rp49,02 triliun, di pasar SBN sebesar Rp22,42 triliun, dan di pasar saham sebesar Rp3,02 triliun.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Editor : Edwin S