Warga Kampung Cieurih Cari Sisa Harta Benda Pasca Banjir Bandang di Sukabumi

Warga Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, tengah mencari sisa-sisa harta benda mereka yang terbawa banjir bandang yang melanda pada Senin (2/12/2024). Foto: Rangga Firmansyah/ Harnas.id
Warga Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, tengah mencari sisa-sisa harta benda mereka yang terbawa banjir bandang yang melanda pada Senin (2/12/2024). Foto: Rangga Firmansyah/ Harnas.id

Harnas.id, Kabupaten Sukabumi – Banjir bandang yang terjadi pada Senin (2/12/2024) menerjang sejumlah titik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, termasuk Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten. Sejumlah warga tampak sibuk mencari sisa-sisa harta benda mereka yang terseret banjir. Dalam kondisi yang penuh kepedihan, mereka menggali reruntuhan rumah dan memeriksa puing-puing yang tersisa, berharap menemukan barang berharga yang masih bisa diselamatkan.

Bencana yang melanda kawasan ini mengakibatkan kerusakan parah pada permukiman warga. Rumah-rumah yang berada di dekat aliran sungai tak mampu menahan derasnya arus air yang datang tiba-tiba, menyebabkan material bangunan, perabotan rumah tangga, dan barang-barang berharga lainnya hanyut terbawa banjir. Warga yang terdampak tampak frustasi namun tetap berusaha mencari barang yang mungkin masih bisa diselamatkan.

Banjir bandang yang terjadi bersamaan dengan tanah longsor di beberapa titik wilayah Sukabumi ini telah menelan lima korban jiwa. Selain itu, tujuh orang lainnya masih dinyatakan hilang, dan tim SAR terus melakukan pencarian meskipun kondisi medan yang berat dan terisolir menghambat upaya evakuasi.

Pihak berwenang mengungkapkan bahwa hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut menyebabkan sungai-sungai meluap, memicu terjadinya banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah-wilayah yang tidak hanya padat penduduk, tetapi juga daerah-daerah yang sebelumnya rawan bencana.

Sejumlah foto yang beredar memperlihatkan warga Kampung Cieurih yang berusaha keras menata kembali hidup mereka di tengah puing-puing. Mereka berjuang menemukan barang-barang seperti pakaian, perabotan, dan dokumen yang sempat terbawa arus. Meskipun banyak yang kehilangan harta benda, semangat kebersamaan dan gotong-royong masih terlihat di antara warga yang saling membantu.

Proses pencarian korban dan pemulihan dampak bencana terus berlangsung. Tim SAR dan relawan dari berbagai organisasi bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada para korban dan memastikan kebutuhan dasar, seperti makanan, obat-obatan, dan tempat berlindung, dapat terpenuhi.

Selain itu, pemerintah setempat telah menetapkan status darurat bencana dan meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan, mengingat potensi curah hujan yang masih tinggi di beberapa wilayah.

Bencana ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap risiko bencana alam, terutama di daerah yang rentan terhadap banjir bandang dan tanah longsor seperti Kabupaten Sukabumi. Pemulihan wilayah yang terdampak tentu membutuhkan waktu dan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, serta berbagai lembaga kemanusiaan.

Editor : IJS