Harnas.id – Sayap militer Hamas, Brigade Izzudin Al Qassam, mengungkapkan pernyataan terkait perjanjian perdamaiannya dengan Israel dalam sebuah video yang dirilis pada Selasa (21/1/2025).
Juru Bicara Izzudin Al Qassam, Abu Ubaida, menyampaikan terima kasih kepada dunia Islam atas dukungannya yang terus mengalir, dari negara-negara Teluk Arab hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
“Kami mendapatkan dukungan dari seluruh umat Islam, baik di Teluk Arab, Maghribi, hingga Jakarta,” ujar Ubaida dalam video yang diunggah di akun X @xumas_iq pada Sabtu (25/1/2025).
Dalam pernyataannya, Ubaida menegaskan bahwa Hamas terus menerima bantuan baik berupa dukungan keuangan maupun moral. Ribuan pesan semangat datang, termasuk banyak yang ingin bergabung dalam perjuangan melawan Israel.
“Kami sangat berterima kasih kepada dunia Arab dan Islam yang telah konsisten mendukung perjuangan kami,” tambahnya.
Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, yang diumumkan pekan lalu, mulai berlaku pada hari Minggu. Gencatan senjata ini terdiri dari tiga tahap yang direncanakan berlangsung selama 42 hari.
Tahap pertama, yang dimulai pada hari pertama gencatan senjata, akan melihat pembebasan 33 sandera Israel yang ditahan Hamas di Gaza, termasuk perempuan, anak-anak, orang tua, dan warga sipil yang terluka.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina yang ditahan. Namun, pejabat Israel menyatakan bahwa jumlah pembebasan tergantung pada jumlah sandera yang masih hidup.
Tahap kedua dari perjanjian ini akan dimulai pada hari ke-16 dan akan melibatkan pembebasan tawanan lainnya, termasuk tentara pria dan jenazah sandera yang tewas. Selain itu, selama 42 hari gencatan senjata, pasukan Israel akan mundur dari wilayah padat penduduk di Gaza.
Menurut Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, yang turut memediasi perjanjian ini, fase gencatan senjata ini akan memfasilitasi pertukaran tahanan, jenazah, dan pemulangan pengungsi.