Para mmigran dari Amerika Tengah dan lainnya yang berharap dapat menyeberangi perbatasan dan mendapatkan suaka di Amerika Serikat, membawa spanduk dan meneriakkan slogan kepada Presiden AS Joe Biden di kamp mereka di depan perbatasan El Chapparal di Tijuana, Meksiko, Sabtu (27/2/2021) | ANTARA FILES

HARNAS.ID – Petugas Amerika Serikat menahan hampir 100 ribu migran di perbatasan AS-Meksiko pada Februari, menurut dua orang yang mengetahui angka awal, total bulanan tertinggi sejak lonjakan jumlah migran di perbatasan pada pertengahan 2019.

Angka-angka itu, yang belum dilaporkan sebelumnya, menunjukkan peningkatan arus kedatangan migran di perbatasan barat daya ketika Presiden AS Joe Biden berusaha untuk membatalkan beberapa kebijakan keras selama kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Total angka bulan lalu akan menjadi hitungan tertinggi pada Februari sejak 2006. Sumber yang memberikan angka itu berbicara tanpa menyebut nama.

Meningkatnya jumlah anak yang tiba di perbatasan tanpa orang tua atau wali resmi telah memaksa pejabat AS dalam beberapa pekan terakhir mencari pilihan tempat tinggal dan mengambil langkah untuk mempercepat pembebasan mereka kepada para sponsor di Amerika Serikat.

Hampir 100 ribu migran yang ditahan di perbatasan pada Februari menunjukkan peningkatan lebih dari 78 ribu pada Januari.

Total migran pada Februari tampaknya menjadi angka bulanan tertinggi sejak Juni 2019 selama lonjakan besar di perbatasan. Keadaan itu dijadikan Trump sebagai pembenaran untuk memberlakukan tindakan keras imigrasi secara luas.

Seorang juru bicara Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan statistik resmi untuk Februari kemungkinan akan dirilis minggu depan.

Agen Patroli Perbatasan AS menangkap lebih dari 4.500 migran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko dalam satu hari, Rabu (3/3/2021), menurut data pemerintah. Angka itu menjadi suatu tanda bahwa kedatangan migran ilegal dapat terus meningkat pada Maret.

Partai Republik mengkritik Biden karena membatalkan kebijakan imigrasi garis keras versi Trump, dengan mengatakan bahwa perubahan itu akan mengarah pada lebih besar jumlah imigrasi ilegal.

Kevin McCarthy, petinggi Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat, mengirim surat kepada Biden pada Jumat (5/3/2021), meminta pertemuan untuk membahas masalah tersebut. Dia “sangat prihatin” dengan pendekatan pemerintah mengenai masalah perbatasan.

“Kita harus mengakui ada krisis perbatasan, mengembangkan rencana, dan, dengan tegas, melarang orang-orang dari Meksiko dan Amerika Tengah untuk melakukan perjalanan berbahaya ke perbatasan kita di selatan,” tulis McCarthy dalam surat itu sebagaimana dikutip Antara, Sabtu (6/3/2021).

Tingkat angka resmi penangkapan para migran yang mencoba melintasi perbatasan secara ilegal meningkat selama setahun terakhir di bawah kebijakan era Trump, yang dikenal sebagai Judul 42.

Kebijakan itu, yang dikeluarkan atas dasar kesehatan masyarakat di tengah pandemi virus corona, memungkinkan otoritas AS untuk dengan cepat mengusir migran yang tertangkap menyeberang.

Dalam beberapa kasus, para migran mencoba melintasi perbatasan lagi. Biden pada Februari membebaskan anak-anak tanpa pendamping dari kebijakan tersebut.

Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini