HARNAS.ID – Kecerdasan sosial seorang anak terancam mengikis jika terus melakukan aktivitas di rumah, tanpa berinteraksi dengan orang lain. Hal ini menyusul kebijakan pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) yang menerapkan sekolah melakukan kegiatan belajar jarak jauh lewat daring (online), demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Menurut Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Dr Salami Mahmud MA, dampak seperti ini akan sangat terlihat pada anak-anak yang suka berpetualang, bermain, dan bepergian bersama teman untuk mengaplikasikan bakatnya. Dengan kondisi aktivitas dan belajar anak hanya di rumah, pengembangan keterampilan interpersonal pun menjadi terhambat.
“Kecerdasan sosialnya berkurang karena si anak tidak bersosialisasi keluar, hanya di rumah saja,” katanya, Selasa (22/9/2020).
Dia tak memungkiri, perkembangan kasus virus corona terus meningkat di Tanah Air, termasuk Aceh. Kondisi ini, membuat pemerintah belum bisa mengizinkan aktivitas belajar mengajar di sekolah secara bertatap muka. Dalam hal ini, Salami mengingatkan orang tua untuk terus memperhatikan sikap dan tingkah laku yang dapat berdampak kepada pertumbuhan psikologis anak.
“Terutama mengawasi mereka saat belajar daring,” ujar Salami.
Belum lagi, tutur Salami melanjutkan, anak-anak dihadapkan dengan tugas sekolah dan orang tuanya yang harus mengajarkan. Namun, tidak semua orang tua paham metode mendidik, cara belajar anak, sehingga mendelegasikan anak ke sekolah. Secara psikologis, jika orang tua tidak paham tugas anak di sekolah, kadang menganggapnya menjadi sebuah beban.
“Kebijakan terkait sekolah sudah dapat dilakukan secara bertatap muka atau belum, semua diserahkan kepada pemerintah. Namun, dalam kondisi belajar dari rumah karena pademi, orang tua harus menciptakan kebahagiaan anak,” katanya.
Editor: Ridwan Maulana