HARNAS.ID – Akademisi lintas fakultas Universitas Indonesia (UI) membuat peta mobilitas masyarakat dan kasus COVID-19. Peta ini memuat beragam wawasan yang dikembangkan sebagai landasan data untuk memberikan rekomendasi kebijakan untuk menekan laju pertambahan kasus virus corona baru (COVID-19) di Indonesia.
“Peta ini dapat digunakan oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam mengevaluasi kebijakan terkait pengendalian mobilitas masyarakat dan efektivitasnya dalam menurunkan kasus COVID-19. Dari peta dapat pula menjadi sumber data dalam mengevaluasi strategi physical distancing dalam menurunkan kasus COVID-19,” kata Ketua Peneliti Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG (K) dalam keterangan pers yang diterima HARNAS.ID, Senin (9/11/2020).
Para akademisi pembuat peta tergabung dalam Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap COVID-19 dibawah naungan Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP UI). Peta dapat diakses di https://sinergimahadata.ui.ac.id/peta/.
Pembuatan dan pengembangan peta didukung oleh Favian Kharisma Hazman, S.Kom., Muhammad Istiady Kartadibrata, Ray Azrin Karim, Adila Krisnadhi, Ph.D (Fakultas Ilmu Komputer UI), Satria Indratmoko, M.Sc, Ardiansyah, S.Si., Jarot Mulyo Semedi, M.Sc (Fakultas Matematika dan IPA UI), dr. Iwan Ariawan, MSPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI), Arya Ananda Lukmana, dr. Aly Lamuri, MSc, dr. Diashati Mardiasmo, B.MedSc, M.Res, Arierta Pujitresnani, S.Si., M.Si., dr. Anindya Pradipta Susanto, B.Eng., M.M., dan Prasandhya Astagiri Yusuf, S.Si., M.T., Ph.D. (FKUI).
Wakil Ketua Tim Peneliti dr. Damar Susilaradeya, Ph.D menuturkan, peta tersebut dapat menginformasikan dua jenis data, yaitu perubahan mobilitas dan persentase kepatuhan untuk di rumah saja. Selain itu bisa dilihat juga bagaimana mobilitas masyarakat pada hari raya keagamaan dan hari libur.
“Sebagai contoh, dari data peta pada 29 Oktober 2020 yaitu pada saat cuti bersama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, tiga provinsi dengan persentase kepatuhan di rumah terendah adalah Kepulauan Bangka Belitung, Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan tiga provinsi dengan kepatuhan di rumah tertinggi adalah Kalimantan Utara, DKI Jakarta, dan Sulawesi Barat,” kata Damar.
Damar juga menguraikan, komunikasi risiko yang baik sangat penting untuk mengurangi bias optimisme dan mengubah persepsi hambatan dalam menjalankan protokol kesehatan. Pemerintah perlu menekankan pesan kunci bahwa siapapun bisa terkena COVID-19. Pasalnya, kepatuhan protokol kesehatan lebih baik dibandingkan sakit karena COVID-19.
Lebih lanjut, tidak hanya agregasi tingkat provinsi, peta itu juga mencatat data tingkat agregasi kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, menurut dr. Damar, peta juga merekam penambahan harian kasus COVID-19 di tingkat provinsi, yang datanya diperoleh dari KawalCovid.
Sementara, terkait pemanfaatan data mobilitas, UI telah bersinergi dengan Facebook dalam program Facebook Data for Good. “Data yang digunakan tim Sinergi Mahadata UI diperoleh dari pengguna aplikasi Facebook yang memberikan persetujuan untuk dicatat riwayat lokasinya. Data ini diagregasi secara anonim sehingga individu yang membagi datanya tidak bisa ditelusuri. Selain itu pada data yang diagregasi juga dilakukan spatial smoothing dan penambahan random noise, untuk menjaga kerahasiaan data,” kata Damar menegaskan.
Editor: Aria Triyudha