Robot Humanoid Berlomba di Beijing, Tapi Masih Jauh dari Mengalahkan Manusia

Robot Humanoid. Foto: Istimewa
Robot Humanoid. Foto: Istimewa

Harnas.id – Bayangkan robot berkaki dua berlari berdampingan dengan manusia dalam lomba setengah maraton. Pemandangan ini bukanlah adegan film fiksi ilmiah, melainkan kenyataan yang terjadi di Beijing, Tiongkok. Namun, bagi Anda yang khawatir tentang dominasi robot di bidang atletik, tampaknya masih bisa bernapas lega.

Lebih dari 20 robot humanoid ikut serta dalam Humanoid Robot Half-Marathon pertama di dunia yang digelar di distrik Yizhuang, Beijing – kawasan yang dikenal sebagai pusat teknologi ibu kota. Meski mengesankan secara teknologi, kemampuan para robot ini masih belum mendekati level kecepatan manusia dalam lomba jarak jauh.

Ajang ini menjadi panggung bagi berbagai tim dari perusahaan dan universitas di Tiongkok untuk memamerkan kemajuan mereka di bidang teknologi robotika. Tiongkok sendiri tengah berambisi mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat, yang hingga kini masih unggul dengan model humanoid canggih seperti Atlas milik Boston Dynamics.

Salah satu bintang utama dalam lomba ini adalah robot bernama Tiangong Ultra, buatan Beijing Humanoid Robot Innovation Center. Robot setinggi 1,8 meter itu berhasil menuntaskan rute sejauh 21 kilometer dalam waktu 2 jam 40 menit. Meski cukup lambat jika dibandingkan dengan pelari manusia – pemenang lomba putra mencatatkan waktu 1 jam 2 menit – pencapaian ini tetap menuai pujian.

Menurut Tang Jian, Chief Technology Officer dari pusat inovasi tersebut, Tiangong Ultra dirancang dengan algoritma khusus yang meniru gaya lari manusia dan hanya perlu mengganti baterai sebanyak tiga kali selama perlombaan.

“Saya yakin belum ada perusahaan robotik di Barat yang bisa menyamai kemampuan olahraga Tiangong,” ujar Tang dikutip dari Reuters.

Namun, tak semua robot tampil sempurna. Banyak di antaranya yang masih membutuhkan bantuan, termasuk dukungan fisik dari manusia agar tidak terjatuh, tali pengaman, hingga pengendali jarak jauh. Jika robot kehabisan tenaga, tim diperbolehkan mengganti unit dengan penalti waktu 10 menit.

Lomba ini tidak hanya diikuti oleh robot. Sebanyak 12.000 pelari manusia juga turut serta, berlari di jalur berbeda namun berdampingan dengan para android. Banyak pelari yang penasaran dan merekam momen unik ini menggunakan ponsel mereka saat berpapasan dengan robot.

Di balik lomba unik ini, ada pesan yang lebih besar: Tiongkok ingin menunjukkan keseriusannya dalam menjadikan industri robot humanoid sebagai pilar teknologi masa depan. Dalam dokumen kebijakan tahun 2023, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok menyebut robot humanoid sebagai “batas baru dalam kompetisi teknologi global”, dengan target produksi massal pada tahun 2025.

Meski begitu, lomba ini sekaligus menjadi pengingat bahwa meskipun robot semakin pintar, manusia – untuk saat ini – masih memegang keunggulan, setidaknya dalam urusan berlari.

Editor: IJS