Harnas.id, Batam – Batam, dengan letak geografis strategis di jalur pelayaran Selat Malaka, memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor usaha pelabuhan. Hal ini diungkapkan oleh Liana Trisnawati, Sekretaris Jenderal Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI), saat di Batam, Kepulauan Riau pada Kamis, (23/1/2025).
Liana menjelaskan bahwa Selat Malaka merupakan jalur pelayaran tersibuk kedua di dunia, yang memberikan peluang besar bagi Batam dalam penyediaan dan pelayanan jasa kapal. Layanan tersebut meliputi fasilitas dermaga, pengisian bahan bakar, suplai air bersih, hingga penundaan kapal.
“Mayoritas pelabuhan di Batam beroperasi sebagai terminal umum, dengan beberapa di antaranya melayani kebutuhan komoditas curah seperti batubara, silika, dan kelapa sawit. Potensi ini dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan daya saing sektor pelabuhan di Batam,” ujar Liana.
Namun, Liana menyoroti adanya kendala regulasi yang tumpang tindih antara Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pengelola kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, serta Kementerian Perhubungan.
Menurutnya, situasi ini dapat menghambat pertumbuhan badan usaha pelabuhan di Batam.
“Perlu segera diadakan diskusi bersama antara BP Batam, Kementerian Perhubungan, dan pihak terkait untuk menyelaraskan regulasi. Hal ini penting agar pengelolaan pelabuhan di Batam bisa lebih optimal dan mendukung iklim usaha,” tambahnya.
Batam memiliki tiga terminal utama yang berfungsi sebagai pusat logistik, didukung oleh konektivitas jalur pelayaran yang memungkinkan efisiensi pengiriman barang. Kondisi ini menjadikan Batam sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelabuhan yang menjanjikan di Indonesia.
Selain itu, Liana mendorong para pengusaha untuk memanfaatkan peluang yang ada, tidak hanya di Batam tetapi juga di daerah lain yang memiliki potensi serupa.
“Jika niatnya kuat untuk berusaha, sektor pelabuhan ini menawarkan banyak sekali peluang,” tutupnya.
Dengan posisinya yang strategis dan potensi besar di sektor pelabuhan, Batam diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, kolaborasi lintas lembaga dan harmonisasi regulasi menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan sektor ini.