Anggota Laskar Pembela Islam (LPI) membuat blokade untuk mengamankan kedatangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di Markas FPI, Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020). HARNAS.ID | BARRI FATHAILAH

HARNAS.ID – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI membentuk Tim Pemantauan dan Penyelidikan untuk mendalami informasi yang beredar di publik menyangkut penembakan anggota Front Pembela Islam (FPI). Langkah ini diikuti dengan pengumpulan fakta-fakta dari pihak terkait.

“Untuk memperkuat pengungkapan peristiwa yang terjadi, kami berharap semua pihak mau bekerja sama dan terbuka,” kata Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI Choirul Anam dalam keteranga tertulis, Senin (7/12/2020).

Komnas HAM, kata Choirul, mengharapkan hal yang sama kepada pihak kepolisian,

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran sebelumnya mengatakan, enam orang pengikut Habib Rizieq Shihab ditembak lantaran melakukan penyerangan terhadap polisi yang sedang melakukan penyelidikan.

Menurut Fadil, peristiwa terjadi pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta- Cikampek KM 50. Kejadian berawal saat polisi menyelidiki informasi soal pengerahan massa terkait pemeriksaan terhadap Habib Rizieq di Mapolda Metro Jaya.

“Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS , kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam,” tambahnya.

Fadil mengatakan, terdapat 10 orang yang melakukan penyerangan, namun setelah enam rekannya ambruk, empat orang sisanya melarikan diri.

FPI turut merespon insiden penembakan di jalan tol yang dikemukakan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.

“Bahwa benar ada peristiwa penghadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq Shihab) dan keluarga,” kata Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis dalam keterangan tertulis.

Shabri menjelaskan, kejadian itu disertai penculikan terhadap enam orang laskar pengawal Habib Rizieq Shihab. Menurut dia, peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Karawang Timur.

Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, kata Shabri melanjutkan, rombongan diadang  preman OTK. “Yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan Imam Besar,” ujarnya.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini