MEMBAKAR HUTAN UNTUK MEMBUKA KEHIDUPAN

Seorang petani melintas di depan area salah satu hutan yang ada di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, yang sudah ditebang untuk nantinya ditanami bibit bibit sayuran. Foto: Harnas.id/ Rangga Firmansyah

Harnas.id, BOGOR – “Ngahuma” adalah sistem pertanian tradisional yang mengubah hutan alami menjadi lahan garapan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Salah satu warga Kampung Cibuntu, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Aas dan istrinya, menerapkan pola ini.

ara petani merapihkan ranting dan kayu di salah satu area lahan hutan yang ada di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, nantinya ranting – ranting akan dibakar dan kayu – kayu akan dikumpulkan untuk dijual dan sebagian untuk kebutuhan di rumah tangga. Foto: Harnas.id/ Rangga Firmansyah

Mereka hanya memanfaatkan ranting dan kayu yang telah ditebang sebelumnya, lalu membakarnya. Pohon-pohon yang terdapat di lahan tersebut antara lain jati, mahoni, dan kaliandra.

“Ini sudah tradisi turun-temurun, lahannya milik pribadi, jadi kami hanya menyewa,” ujar Aas.

Bibit daun bawang disimpan oleh bu Aas di dalam ember, untuk nantinta ditanami di lahan yang telah melalui proses “Ngahuma”. Foto: Harnas.id/ Rangga Firmansyah

Penduduk setempat mengandalkan metode “Ngahuma” karena tidak ada cara lain untuk meratakan hutan yang akan dijadikan lahan garapan. Abu hasil pembakaran juga diakui bisa menyuburkan tanah.

“Hasil pembakaran kayu akan terserap ke dalam tanah, membuatnya lebih subur,” tambah Aas.

Bu Aas sedang menanam bibit daun bawang di salah satu area lahan hutan di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, yang telah melalui proses “Ngahuma”. Foto: Harnas.id/ Rangga Firmansyah

Sementara itu, Ibu Aas yang bertugas merawat lahan tersebut berencana menanam daun bawang, kucai, dan pisang. Hasil perkebunan akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sementara kayu yang ditebang oleh Pak Aas dijual seharga Rp. 6 juta per lahan kepada pengepul kayu gelondongan.

“Nanti kayu-kayu ini akan diambil dari sini. Kami menjualnya seadanya saja, kalau terlalu mahal, tidak ada yang mau karena lokasinya cukup jauh,” pungkasnya.

Batang pohon yang sudah ditebang ini berada di salah satu area lahan hutan yang ada di Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Foto: Harnas.id/ Rangga Firmansyah