HARNAS.ID – Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate melantik dua pejabat Pejabat Fungsional Widyaiswara Utama, yakni Rosarita Niken Widiastuti dan Basuki Yusuf Iskandar. Kementerian Kominfo membutuhkan widyaiswara yang andal guna peningkatan kualitas layanan electronic government untuk memastikan transformasi digital di sektor publik berjalan lancar.
“Saya yakin tugas ini akan diemban dengan baik, jika melihat pengalaman yang dimiliki Bu Niken maupun Pak Basuki,” katanya dalam siaran pers, Rabu (21/10/2020).
Basuki, ujar Johnny, setiap hari mengurus digital talent, sementara Niken memperhatikan regulasi-regulasi bahkan ketersediaan anggarannya. Hasil survei Electronic Development Development Indeks (EGDI) yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Menkominfo memberikan gambaran mengenai kesiapan transformasi digital ASN Indonesia.
“Indeks ini mengukur kesiapan di tiga aspek melalui pelayanan pemerintahan daring, kualitas infrastruktur telekomunikasi serta kecakapan digital masyarakat,” tutur Menteri Johnny.
Pada tahun ini, angka indeks EGDI setara dengan 0,6612 dari skala 1 dan membuat Indonesia berada pada peringkat 88. Angka itu naik 19 tingkat yang sekarang berada di 0,6824 dari skala I. Survei itu menunjukkan lebih baik dari rata-rata dunia dan ASEAN. Kapasitas ini, menurut Menteri Johnny, perlu ditingkatkan lebih lagi bahkan hingga mencapai nilai indeks yang sempurna.
Menurut Menteri Johnny, momentum kali ini merupakan hal yang luar biasa. Negara seharusnya sudah memberikan kesempatan untuk mengisi dan menikmati waktu purna tugas kepada mantan Sekretaris Jenderal dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo itu. Namun, negara tetap memanggil Basuki dan Niken untuk melanjutkan karyanya.
“Karena memang ada kekuatan, kewenangan, dan kelebihan yang secara khusus sebagai guru bagi ASN yang lain,” ujarnya.
Menurut Menteri Johnny, widyaiswara merupakan jabatan fungsional yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk mengembangkan kapasitas ASN di lembaga-lembaga pelatihan pemerintah. Tugas dan profesi tersebut juga menuntut komitmen yang tinggi, ketangkasan serta kemampuan adaptasi yang mumpuni untuk bergerak seiring dengan perubahan situasi.
“Apalagi di saat pandemi COVID-19 tuntutan yang paling besar adalah kemampuan adaptasi dan mengubah peran situasi. Ini cocok, adaptasi dengan situasi yang baru dan mengambil peran baru pula sebagai widyaiswara,” katanya.
Editor: Ridwan Maulana