Harnas.id, Jakarta – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) terus mengubah lanskap dunia kerja, termasuk di sektor perbankan global. Seiring dengan meningkatnya adopsi AI, banyak bank mulai mengotomatisasi berbagai tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Akibatnya, terjadi perampingan tenaga kerja, yang berujung pada efisiensi bisnis hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
Salah satu bank besar yang terdampak oleh revolusi teknologi ini adalah DBS Group Holdings. Bank asal Singapura tersebut mengumumkan akan mengurangi jumlah pekerja kontrak dan sementara sebanyak 4.000 orang dalam tiga tahun ke depan.
Langkah strategis ini dikonfirmasi oleh Chief Executive Officer (CEO) DBS, Piyush Gupta, yang akan lengser pada akhir Maret 2025.
“Pengurangan tenaga kerja akan terjadi secara alami karena peran kontrak dan sementara akan berakhir dalam beberapa tahun ke depan,” ujar juru bicara DBS, seperti dikutip Rabu, (26/2/2025).
Saat ini, DBS memiliki sekitar 8.000 hingga 9.000 pekerja kontrak dan sementara. Namun, bank tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait jumlah tenaga kerja yang terdampak di Singapura maupun jenis pekerjaan yang akan tereliminasi.
Meskipun akan memangkas tenaga kerja non-permanen, pegawai tetap DBS tidak akan terdampak oleh kebijakan ini. Secara keseluruhan, DBS memiliki sekitar 41.000 karyawan. Sementara itu, kepemimpinan di bank ini akan berganti pada 28 Maret 2025, dengan Tan Su Shan menggantikan Piyush Gupta sebagai CEO baru.
Fenomena PHK akibat otomatisasi AI tidak hanya terjadi di DBS. Bloomberg Intelligence (BI) dalam laporan Januari 2025 memperkirakan bahwa dalam 3-5 tahun ke depan, bank-bank global akan memangkas hingga 200.000 pekerjaan akibat adopsi AI.
Survei terhadap chief information and technology officers menunjukkan bahwa sekitar 3% dari total tenaga kerja di sektor perbankan akan terkena dampak otomatisasi.
Namun, tidak semua bank melihat AI sebagai ancaman bagi tenaga kerja. JPMorgan Chase, misalnya, menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi tanpa menghilangkan pekerja sepenuhnya.
Teresa Heitsenrether, pemimpin penerapan AI di bank tersebut, menegaskan pada November 2024 bahwa AI generatif lebih berfungsi untuk mendukung kinerja pegawai daripada menggantikannya secara total.