FSTJ Jaga Stabilitas Harga dan Ketersediaan Beras Jelang Nataru

JAKARTA, Harnas.id – PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Direktur Utama PT FSTJ, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, per bulan, kebutuhan beras warga Jakarta sebanyak 85.000 ton. Meski demikian, pihaknya memastikan permintaan terhadap komoditas beras tidak mengalami peningkatan berarti menjelang atau saat Nataru.

“Kalau komoditas beras relatif tidak ada kenaikan berarti menjelang Natal dan tahun baru,” ujarnya.

Pamrihadi merinci, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 34.000 ton dan 6.000 ton di Food Station. Sementara, stok pengaman (safety stock) di angka 30.000 ton.

“Stok beras di Food Station relatif aman,” katanya.

Menurut Pamrihadi, selain di Gudang Cipinang, stok beras Food Station juga terdapat di Pamanukan. Sebaran stok beras Food Station lainnya di 4.500 jaringan toko modern dan tradisional se-Jabodetabek di kisaran 700 sampai 1.000 ton. Kemudian di enam pabrik mitra produksi Food Station sebanyak 5.500 ton.

Food Station juga melakukan Contract Farming bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di wilayah yang surplus untuk mengamankan atau mendapatkan kepastian bahan baku. Terdapat 145 Gapoktan dengan total 16.360 petani.

“Budidaya sendiri yang dilakukan Food Station dengan mitra management juga akan dipanen dalam minggu mendatang. Jadi saat ini stok cadangan beras relatif aman,” ucap Pamrihadi.

Pamrihadi menyampaikan, Food Station bersama Perum Bulog menjaga stabilitas harga beras melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Salah satu upaya yang dilakukan menambah pasokan beras ke pasaran bekerja sama dengan Koperasi Pedagang Pasar Induk beras (KOPPIC), Persatuan Penggilingan Padi (PERPADI) dan Badan Pangan Nasional (BPN).

Ia menambahkan, selain beras, cadangan pangan seperti gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, jagung dan kopi juga akan tetap terjaga dan terpenuhi. Pihaknya pun berkomitmen menjaga keseimbangan dan keterjangkauan harga, suplai pangan, distribusi, standarisasi harga dan kualitas.

“Dalam waktu dekat kami akan konsolidasi seluruh BUMD pangan beserta Dinas KPKP DKI Jakarta menghadapi Nataru,” tandas Pamrihadi. (*)