Mengenal puro mangkunegaran, kini menjadi tempat belajar budaya kaum milenial

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X (foto: puromangkunegaran.com)

SURAKARTA, Harnas.id – Pura mangkunegaran cukup asing terdengar jika dibandingkan dengan keraton Surakarta Hadiningrat. Namun layaknya keraton Surakarta Hadiningrat, Pura Mangkunegaran juga merupakan pecahan dari kerajaan Mataram Islam. Seperti diketahui kerajaan Mataram Islam pecah menjadi 4 yakni Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.

Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Dilansir dari puromangkunegaran.com pada tanggal 17 Maret 1757 dilakukan penandatanganan Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said di Salatiga disaksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.

Perjanjian Salatiga menandai berdirinya Mangkunegaran. Berdasarkan perjanjian tersebut, Mangkunegara I memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan Kedu (daerah sekitar kota solo saat ini). Mangkunegaran memiliki posisi sebagai kadipaten dibawah Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Setelah sekian abad menjadi Kerajaan otonom, pada September 1946 Mangkunegara VIII  menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak saat itu Mangkunegaran memiliki fungsi sebagai penjaga budaya.

Saat ini, Mangkunegaran dipimpin oleh GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang memiliki gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro X.

GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dinobatkan menjadi KGPAA Mangkunagoro X pada Sabtu, 12 Maret 2022. Beliau menjadi penerus kepemimpinan ayahnya yakni KGPAA Mangkunegoro IX yang wafat pada tanggal 13 Agustus 2021.

Sebagai seorang pemimpin muda KGPAA Mangkunagoro X pada era teknologi, beliau merupakan sosok yang sangat terbuka dengan perkembangan zaman namun tidak melupakan budaya. Sebelum menjadi Raja, KGPAA Mangkunagoro X sudah aktif dalam berbagai event yang diselenggarakan oleh Mangkunegaran. Beliau seringkali terlibat dalam kegiatan di Mangkunegaran yakni sebagai cucuk lampah (pemimpin kirab) kirab Pusaka-Dalem malam Satu Suro, Keynote Speaker Seminar kebudayaan, Founder Mangkunegaran Jazz Festival tahun 2018- sekarang, dan Penanggungjawab renovasi atau pemugaran Puro Mangkunegaran.

Saat ini setelah dipimpin oleh seorang pemimpin muda millennial Puro Mangkunegaran menjadi lebih akrab bagi para pengunjung milenial. Banyak event-event yang dilaksanakan di Mangkunegaran menarik banyak milenial untuk berkunjung ke Pura Mangkunegaran. Selain itu keaktifan akun-akun sosial media dari Pura Mangkunegaran menjadi kunci banyaknya milenial yang tertarik mengunjungi Pura Mangkunegaran.

Titik balik Pura Mangkunegaran mulai dikenal secara lebih luas di kalangan milenial adalah Ketika kirab Pusaka-Dalem malam Satu Suro pada tahun 2022 yang dihadiri oleh salah satu artis milenial Jefri Nichol. Selain itu pada akhir tahun 2022 pura mangkunegaran menjadi tempat upacara unduh mantu putra presiden joko Widodo yakni kaesang pangarep.

Kini Pura Mangkunegaran menjadi salah satu objek wisata budaya yang cukup viral di media sosial. Terjadi sebuah tren dikalangan anak muda untuk mengunjungi pura mangkunegaran lantas diunggah pada sosial media. Tren tersebut dapat kita lihat bahwa suara Raja KGPAA Mangkunegoro X saat diangkat menjadi penguasa mangkunegaran  telah digunakan lebih dari 6000 video pada platform tik-tok, sedangkan lokasi Mangkunegaran telah dikunjungi lebih dari 1500 kali di platform tik-tok.

Banyak anak muda yang tertarik untuk mengunjungi pura mangkunegaran hal ini tentu menarik, hal ini akan membuat anak-anak muda menjadi lebih cinta serta mampu menghargai dan menjaga suatu budaya.

Untuk kalian yang tertarik mengunjungi pura mangkunegaran, tiket masuk pura mangkunegaran dipatok Rp 20.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 40.000 untuk wisatawan mancanegara.

Oleh wisnu pramono