Penyakit rabies sebagian besar disebabkan gigitan anjing | sehatnegeriku.kemkes.go.id

HARNAS.ID – Penanganan penyakit rabies di Indonesia masih menghadapi tantangan.  Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan,  dukungan seluruh komponen bangsa dibutuhkan agar penanganan penyakit rabies dapat optimal.

“Pencegahan kematian akibat rabies pada manusia ditentukan oleh, satu, penanganan luka gigitan hewan penular rabies yang tepat. Kedua, pemberian vaksinasi Anti Rabies (VAR), dan tiga, pemberian Serum Anti Rabies (SAR). Dukungan seluruh komponen bangsa sangat menentukan dalam mewujudkan,” kata Terawan di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Senin (28/9/2020).

Pernyataan Terawan terkait momentum peringatan Hari Rabies Sedunia. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes),  dari 34 provinsi, 26 provinsi terungkap masih berstatus endemik rabies.  Seperti dikutip dari siaran pers Kemenkes, sejauh ini baru  delapan provinsi yang berhasil mengeliminasi penyakit itu.

Secara hitoris 8 provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Papua, Papua Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Angka kematian akibat Rabies di Indonesia juga cukup tinggi yakni 100-156 kematian per tahun, dengan case fatality rate atau tingkat kematian hampir 100 persen. Hal ini menggambarkan bahwa rabies masih jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Secara statistik 98 persen penyakit rabies ditularkan melalui gigitan anjing. Sebanyak 2 persen sisanya ditularkan melalui kucing dan kera.

Dalam 5 tahun terakhir (2015-2019) kasus gigitan hewan penular rabies dilaporkan berjumlah 404.306 kasus dengan 544 kematian. Terdapat 5 provinsi dengan jumlah kematian tertinggi antara lain Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan kejadian luar biasa (KLB) rabies tahun 2019 terakhir dilaporkan terjadi di Nusa Tenggara Barat.

Hal itu menunjukkan upaya pengendalian rabies di Indonesia memerlukan langkah terstruktur dan sistematis. Peran pemerintah dan lintas sektor masih sangat dibutuhkan dalam mengatasi permasalahan tersebut

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan, dalam situasi pandemi COVID-19, acara Puncak Hari Rabies Sedunia pada hari ini dilaksanakan secara daring. Acara puncak ini diwarnai penyerahan piagam penghargaan kepada penggiat dalam penanggulangan rabies dan pemerintah provinsi yang berhasil menekan kasus rabies baik pada hewan maupun manusia.

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini