BOGOR, Harnas.id – BMKG ingatkan dampak La Nina, mengingat sejak tiga hari kebelakang Kota Bogor mengalami intensitas hujan yang cukup tinggi hingga mengakibatkan bencana alam, seperti banjir, tanah longsor dan angina kencang.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Jawa Barat, kondisi itu disebabkan aktifnya La Nina yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa Barat, termasuk Bogor.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Sabtu (15/10/202) Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Indra Gustari mengatakan hasil analisa pada dinamika atmosfer, Kamis, 13 Oktober 2022 terpantau fenomena yang berpengaruh terhadap pembentukan awan konvektif dan peningkatan hujan di wilayah Jawa Barat.
Hal itu diantaranya ditandai pada kondisi suhu muka laut di perairan Jawa Barat bagian selatan lebih hangat dibanding perairan bagian utara dengan anomali suhu berkisar antara +1.0 s/d +4.0°C, sehingga terdapat potensi penguapan (penambahan massa uap air) dari Samudera Hindia barat Sumatera, Selat Sunda, Laut Jawa, Samudera Hindia selatan Jawa dan sekitarnya.
“Sehingga secara umum kondisi atmosfer di sekitar wilayah Jawa Barat relatif lembab, Nino 3.4 berada pada nilai -0.64 yang menandai aktifnya La Nina, indeks Dipole Mode berada pada nilai -0.57,” katanya.
Kemudian lanjut Indra, secara umum angin yang melewati wilayah Jawa Barat bertiup dari arah tenggara, daerah belokan angin atau shearline di utara wilayah Jawa Barat. Berdasarkan analisis angin zona area perlambatan angin terpantau di sekitar wilayah Jawa Barat.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa Barat, termasuk Bogor,” terangnya.
Sementara itu untuk prospek kondisi cuaca di Kota Bogor pada tanggal 15 Oktober hingga 20 Oktober 2022 berpotensi hujan sedang hingga lebat sejak siang hingga sore hari.
Terpisah, Wali Kota Bogor, Bima Arya pada berbagai kesempatan terus mengingatkan warga agar selalu waspada dan siaga.
Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah menetapkan status tanggap darurat bencana terkait berbagai peristiwa bencana yang terjadi di Kota Bogor.
“Kita sudah tetapkan kondisi tanggap darurat bencana, ini memberikan ruang yang lebih maksimal bagi kita untuk penanganan bencana, mengkoordinasikan bencana lintas wilayah, penganggaran dan lain-lain akan bergerak cepat,” katanya.
Untuk mengantisipasi prediksi dari BMKG kata Bima Arya, pihaknya juga resmi membuka posko kedaruratan di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor.
“Saya minta semua siaga,” tegasnya.
Peristiwa bencana alam karena tingginya intensitas hujan dan anomali cuaca ini juga terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana melakukan peninjauan bencana di Kota Bogor.
Suntana menyatakan, saat ini titik bencana di Jawa Barat berada di wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan wilayah lainnya yang mencapai 30 sampai 40 titik bencana di Jawa Barat.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Jabar Bergerak, Atalia Praratya menyampaikan, setiap tahunnya ada sekitar 2.700 kasus bencana di Jawa Barat.
Oleh karena itu pihaknya meminta agar masyarakat waspada, terlebih saat curah hujan tinggi dan kondisi cuaca tidak menentu.
“Kita tidak ingin bahwa ini terjadi, namun nampaknya kondisi dan juga hal hal yang diluar kendali manusia tetap saja bisa terjadi. Oleh karenanya saya berharap warga untuk selalu waspada dan mengikuti anjuran dari pemerintah,” katanya.
Ia pun meminta agar masyarakat bisa saling mendoakan dan mengingatkan untuk selalu waspada. (Supriyadi)