HARNAS.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menerjunkan tim ke lapangan untuk melakukan pemantauan dampak gempa Sumur Pandeglang. Namun, sejauh ini belum menerima laporan kerusakan infrastruktur, bangunan rumah warga, maupun korban jiwa.
“Gempa terjadi di Sumur Pandeglang sebanyak dua kali dengan magnitudo 5,0, Sabtu, pukul 22.32 WIB dan magnitudo 3,0, Minggu, pukul 04.28 WIB,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana dikutip Antara di Posko Kesiapsiagaan Mitigasi di Villa Hejo Kiara Payung, Panggarangan, Lebak, Minggu (15/11/2020).
Gempa magnitudo 5,0, Sabtu (14/11/2020), pukul 22:32 WIB dengan Lokasi 6.74 LS, 105.14 BT (49 km barat daya Sumur-Banten), kedalaman 10 km. Gempa susulan magnitudo 3,0, Minggu ,pukul 04.28 WIB, dengan Lokasi 6.76 LS-105.15 BT (48 km barat daya Sumur-Banten dengan kedalaman 16 km.
“Tidak menimbulkan gelombang tsunami,” ujar Nana.
Ia memastikan, BPBD Banten terus berkoordinasi dengan aparat kecamatan, desa, relawan, TNI dan Polri, terkait dengan respons atas gempa tersebut.
Saat ini, kata Nana menambahkan, BPBD Banten siaga di Posko Utama Kesiapsiagaan Bencana Mitigasi untuk memberikan pelayanan dan evakuasi pertolongan kepada masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
“Kami minta masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing informasi berita hoaks yang tidak dipertanggungjawabkan,” katanya.
Gempa magnitudo 5,0 dan 3,0 yang terjadi di Sumur Pandeglang getarannya dirasakan oleh sebagian warga Cikeusik, Bayah, Ciptagelar, dan Panggarangan. Gempa ini juga turut dirasakan warga di wilayah Carita, Panimbang, Labuan, Cimanggu, Malimping, Cikotok, Rangkasbitung, dan Sawarna.
Sejumlah nelayan pesisir Sumur Kabupaten Pandeglang mengatakan saat ini aktivitas masyarakat berjalan normal dan tidak terpengaruh adanya gempa tersebut.
“Kami hari ini tetap melaksanakan kegiatan melaut sehubungan cuaca relatif baik,” kata Jumri (45), seorang nelayan Desa Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Editor: Aria Triyudha