Tahanan Tewas di Rutan Depok: Autopsi Temukan Luka Memar dan Tusukan

Harnas.id, Depok – Seorang tahanan bernama RA (26) tewas setelah dianiaya oleh sesama tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Depok, Jawa Barat. Pihak kepolisian telah melakukan autopsi terhadap jenazah korban untuk menentukan penyebab pasti kematiannya.

Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana, menyatakan bahwa RA mengalami luka-luka memar sebelum akhirnya meninggal dunia. Insiden tersebut terjadi pada 29 Agustus 2024, dan korban dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.

“Dari pihak tenaga kesehatan melaporkan bahwa korban mengalami luka memar. Setelah dibawa ke rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia,” ujar Kombes Arya Perdana kepada wartawan di Mapolres Metro Depok, Sabtu (31/8/2024).

Rekaman CCTV di rutan menunjukkan bahwa korban dipukul dan ditendang oleh beberapa tahanan lainnya.

Kombes Arya mengungkapkan bahwa detail luka fatal yang menyebabkan kematian RA akan diketahui setelah hasil autopsi resmi dirilis oleh tim dokter.

“Kalau luka fatal, itu nanti kita tunggu hasil autopsinya. Dokter yang akan menyampaikan hasil tersebut,” tambah Arya.

Kepala Rutan Depok, Lamarta Surbakti, juga menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan ada atau tidaknya luka tusukan di tubuh korban.

“Kami belum tahu apakah ada luka tusuk. Kami masih menunggu hasil autopsi dan informasi lebih lanjut dari penyidik,” jelas Lamarta.

Keluarga Temukan Luka Tusuk

Sementara itu, keluarga RA mengungkapkan bahwa mereka menemukan luka tusukan di beberapa bagian tubuh korban, termasuk dada, perut sebelah kanan, dan punggung sebelah kiri. Informasi ini pertama kali disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.

“Pihak keluarga menemukan beberapa bagian tubuh korban mengalami luka lebam, dan ada luka tusuk di bagian dada, perut sebelah kanan, dan punggung sebelah kiri,” kata Kombes Ade Ary kepada wartawan pada Sabtu (31/8).

Keluarga RA sebelumnya diberitahu oleh pihak Rutan bahwa RA mengalami sakit perut dan penurunan kesadaran sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit. Namun, saat itu keluarga tidak sempat bertemu dengan korban meskipun sudah berusaha datang ke rutan setelah menerima kabar tersebut.

“Keluarga datang ke Rutan Cilodong, tetapi tidak bertemu dengan korban. Mereka hanya diberitahu bahwa korban mengalami sakit perut dan penurunan kesadaran,” tambah Ade Ary.

Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, dan pihak kepolisian akan menindaklanjuti dengan serius setelah hasil autopsi dikeluarkan. Kematian RA menambah deretan kasus kekerasan di dalam tahanan yang menjadi sorotan publik.

Laporan : Agung

Editor : IJS