HARNAS.ID – Kementerian Sumber Manusia (KSM) Malaysia menyatakan maskapai penerbangan Malindo Airways memberhentikan pekerja sebanyak 2.647 orang sejak 1 November 2020. Maskapai ini merupakan perusahaan patungan antara Malaysia National Aerospace and Defence Industries dan Lion Air dari Indonesia.
“KSM memastikan semua karyawan Malindo Airways Sdn Bhd yang diberhentikan menerima faedah kehilangan pekerjaan melalui Sistem Asuransi Pekerjaan (SIP),” kata Menteri Sumber Manusia Malaysia Datuk Seri M Saravanan dikutip Antara, Rabu (4/11/2020).
Dia meminta pekerja terkait segera mengemukakan permohonan faedah SIP secara online melalui eis.perkeso.gov.my atau hadir di kantor Pertubuhan Keselamatan Sosial (Perkeso/BPJS Tenaga Kerja) terdekat. Perkeso akan membantu mereka dalam pencarian pekerjaan melalui portal MYFutureJobs. Staf Malindo Airways juga layak untuk mengikuti program latihan.
“Itu berupa (kemahiran baharu, meningkatkan kemahiran) yang disediakan oleh Perkeso atau Pembangunan Sumber Manusia Berhad (PSMB), dengan iuran latihan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah,” ujarnya.
Pihak majikan juga menawarkan notis cuti tanpa gaji (untuk tempo satu tahun) kepada 439 staf dengan harapan ekonomi kembali pulih dan mereka akan dipanggil bekerja semula. Jika 347 lagi ditawarkan Skema Pemisahan Sukarela (VSS), sisa 1.861 pekerja diberi surat pemberhentian kerja dengan pesangon minimum di bawah Undang-Undang Kerja 1955.
Manajemen Malindo Airways sudah menerima bantuan Program Retensi Pekerjaan (ERP) untuk dua bulan pada April dan Mei 2020. Bayaran ERP untuk April sudah memberi manfaat kepada 2.112 pekerja dengan nilai RM 1.26 juta, jika pembayaran ERP bagi Mei pula sudah disampaikan kepada 2.478 pekerja yang melibatkan pembayaran RM 1.48 juta.
“Semua staf yang menerima ERP ini tidak diberhentikan kerja pada bulan terkait. Malindo Airways juga sudah menerima bayaran Program Subsidi Upah (PSU) berjumlah RM 240 ribu bagi Juli dan Agustus untuk 200 pekerja,” tutur Saravanan.
Sementara itu, bagi 439 staf Malindo Airways yang menerima surat cuti tanpa gaji (untuk tempo satu tahun), mereka boleh menganggap bahwa kontrak pelayanannya telah terputus dan seterusnya mengemukakan tuntutan kehilangan pekerjaan di bawah SIP. Tujuannya supaya mereka mendapat bantuan untuk kelangsungan hidup sementara mendapat pekerjaan baru.
Menurut Saravanan, kementerian amat memahami dan prihatin dengan permasalahan yang dihadapi oleh pekerja-pekerja industri penerbangan di negara ini. Sektor penerbangan di antara sektor yang paling terdampak, sehingga kini disebabkan kekangan pergerakan penumpang dan juga pelancong dari dalam dan luar negara akibat penularan pandemi COVID-19.
Editor: Ridwan Maulana