Harnas.id, RIYADH – Anggota Dewan Syura Kerajaan Arab Saudi, Yousef bin Trad Al Saadoun, mengecam keras usulann Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait relokasi paksa warga Jalur Gaza. Menurutnya, warga Gaza memiliki hak historis atas tanah mereka yang telah dihuni selama ribuan tahun, jauh sebelum kedatangan imigran Israel pasca-Nakba 1948.
Dalam artikel yang diterbitkan di surat kabar Okaz, Al Saadoun secara satir menyarankan Trump untuk memindahkan warga Israel ke Alaska atau Greenland, jika benar-benar ingin mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
“Jika Trump ingin dikenal sebagai pahlawan perdamaian, alih-alih merelokasi warga Palestina, sebaiknya dia pindahkan saja warga Israel ke Alaska, atau bahkan Greenland setelah mencaploknya,” ujar Al Saadoun, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (10/2/2025).
Al Saadoun juga menekankan pentingnya persatuan di kalangan warga Palestina, mengingat tantangan yang lebih besar mungkin masih akan datang. Ia memperingatkan bahwa ancaman relokasi hanyalah satu dari serangkaian upaya yang terus menekan rakyat Palestina.
Selain itu, Al Saadoun dengan tegas menolak usulan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menginginkan pendirian negara Palestina di wilayah Arab Saudi. Ia menilai langkah tersebut sebagai upaya provokatif Israel untuk menyeret Saudi ke dalam konflik yang lebih luas.
“Zionis dan sekutunya harus memahami bahwa mereka tidak akan berhasil memaksa para pemimpin Saudi terjebak dalam permainan politik media atau tekanan diplomatik palsu,” tegas Al Saadoun.
Ia juga mengecam kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dianggapnya mendukung tindakan brutal Israel terhadap Palestina.
“AS terus mengadopsi kebijakan pendudukan ilegal dan pembersihan etnis yang dilakukan Israel. Ini bukan hanya pelanggaran hukum internasional, tetapi juga kejahatan terhadap kemanusiaan,” pungkasnya.
Pernyataan Al Saadoun ini mempertegas posisi Arab Saudi dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina dan menentang segala bentuk agresi serta kebijakan yang memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Editor: IJS
