Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani (kiri) bersama Kepala Perwakilan BKKBN Andi Ritamariani pada acara Review Bangga Kecana di Kantor Perwakila BKKBN Sulsel, Makassar, Kamis (22/10/2020). ANTARA FOTO | SURIANI MAPPONG

HARNAS.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memprediksi angka kelahiran di Tanah Air membengkak imbas banyaknya penggunaan alat kontrasepsi yang terputus di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19).

“Banyaknya putus pemakaian alat kontrasepsi KB diprediksi memicu kenaikan angka kelahiran 10 persen atau sekitar 500 ribu jiwa dari rata-rata kelahiran 4,5 juta – 5 juta juta jiwa per tahun,” kata  Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani di sela Review Program Bangga Kencana yang digelar Kantor Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan di Makassar, Kamis (22/10/2020).

Seperti dikutip Antara, Dwi menjelaskan, dampak pandemi COVID-19 tak dipungkiri memicu keengganan masyarakat ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit karena khawatir tertular COVID-19. Hal ini menyebabkan pengguna alat kontrasepsi tidak berlanjut.

Menurut Dwi, untuk mengantisipasi ledakan penduduk pada saat pandemi, petugas kesehatan dan BKKBN perlu turun ke lapangan untuk menjangkau akseptor KB dan pasangan usia subur yang enggan ke lokasi fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19.

“Tim yang diturunkan itu menggunakan protokol kesehatan, sehingga warga tidak perlu khawatir. Apalagi rata-rata cukup memberikan alat kontrsepsi yang berupa obat minum,” katanya.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Andi Ritamariani mengatakan, pihaknya telah menggencarkan penjangkauan ke lapangan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk para duta KB, kader posyandu dan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Editor: Aria Triyudha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini