HARNAS.ID – Presiden Joko Widodo menegaskan hanya vaksin COVID-19 yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dan masuk daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pemerintah berupaya mendatangkan vaksin di akhir bulan ini
“Semua vaksin yang kita pakai harus masuk ke list WHO. Ini wajib harus masuk ke list-nya WHO,” kata Presiden Jokowi di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).
Setidaknya, jika bulan ini belum bisa masuk, bulan depan sudah bisa, baik itu dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku yang akan diolah di Bio Farma. Namun, setelah vaksin masuk ke Indonesia, menurut presiden, masih ada tahapan selanjutnya.
“Setelah kita terima masih ada tahapan lagi. Jadi, tidak bisa langsung disuntikan karena masih ada tahapan lagi di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) mengingat memerlukan Emergency Use Authorization (EUA) dari sana,” ujarnya dikutip Antara.
Tahapan tersebut menurut presiden memerlukan waktu sekitar tiga minggu. Setelah mendapatkan izin dari BPOM baru dilakukan vaksinasi. Kaidah-kaidah scientific, ilmiah ini juga sudah disampaikan wajib diikuti. Prinsipnya, presiden prioritaskan keselamatan masyarakat.
“Saya ingin keselamatan dan keamanan masyarakat betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi,” tutur Presiden Jokowi.
Pemerintah Indonesia sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin.
Vaksin itu rencananya akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma. Uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac sedang dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sejak Agustus 2020. Kini sudah ada 1.620 orang relawan yang mendapatkan suntikan pertama.
Bio Farma diminta mulai menyiapkan vaksin COVID-19 siap edar sebanyak tiga juta dosis mulai November 2020 tapi penggunaannya tetap menunggu persetujuan dari BPOM. Indonesia juga kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus.
Sedikitnya, memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma. Kemudian masih ada 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi AstraZeneca. Diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021.
Editor: Ridwan Maulana