Bedah buku UNJ, pemikiran Ma'ruf Amin | TANGKAPAN LAYAR

HARNAS.ID – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengadakan Bedah Buku, Senin, (7/6/2021) di Aula Gedung University Training Center Lantai 8, Kampus A UNJ. Kegiatan bedah buku ini dilaksanakan secara _hybrid_, yakni luring dan daring melalui zoom dan live streaming kanal youtube Edura TV.

Bedah buku kali ini, yaitu buku dari pemikiran Wakil Presiden Republik Indonesia yakni Buku “Darul Misaq: Indonesia Negara Kesepakatan”. Bedah buku ini dilatarbelakangi oleh kepedulian UNJ sebagai universitas berskala nasional terhadap berbagai isu kebangsaan, dan termasuk  diskusi-diskusi publik. 

Buku ini menjelaskan mengenai bagaimana Indonesia sebagai nation state dan mozaik luar biasa indah yang ditenun dari kemajemukan suku bangsa, adat istiadat, bahasa, agama, ras, dan antar golongan. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah pengikat kemajemukan tersebut.

Sebagai negara bangsa yang majemuk, Indonesia juga dianugerahi kondisi geografis yang unik-strategis dan begitu banyak kekayaan alam yang melimpah dari lautan dan daratannya, agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Potensi kemajemukan dan kekayaan alam tersebut merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi ikatan kebangsaan Indonesia.

Ikatan kebangsaan Indonesia tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses panjang dan fluktuatif. Trajektori semangat dan rasa kebangsaan Indonesia, pada masanya naik sampai pada titik yang paling tinggi, seperti terlihat pada momentum Kebangkitan Nasional (1908), Sumpah Pemuda (1928) dan Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (1945). 

Namun, pada masa yang lain turun sampai pada titik yang kritis dan mengkhawatirkan, misalnya pada konflik 1950-1960an dan 1998 – 2000an, bahkan mengancam disintegrasi bangsa. Hal ini dapat dimengerti, karena semangat dan rasa kebangsaan tidaklah bersifat permanen, melainkan sangat bergantung pada kondisi dan situasi yang melingkupinya.

Pada era disrupsi saat ini, tantangan bagi ikatan kebangsaan Indonesia adalah teknologi, komunikasi dan infomasi digital, terutama media sosial yang semakin penuh resiko. Persebaran berita atau informasi dari media sosial begitu masif, perputarannya per detik dan sulit dikendalikan.

Berita atau informasi hoaks, provokasi, dan ujaran kebencian sangat mudah ditemui di media sosial. Menurut laporan Tirto.id (2017) pesan intoleransi bertebaran di media sosial, “Sikap moderat dan toleransi digempur setiap hari oleh tayangan dan konten radikal yang begitu mudah disebar dan viral di media sosial.” 

Lemahnya edukasi bermedia sosial dan kekhawatiran lemahnya penghayatan tentang agama dapat memicu munculnya pemahaman sempit dan radikalisme. Kenyataan ini, bila tidak ditangani secara serius, segera, dan komprehensif dapat menurunkan semangat, mengoyak dan merobek ikatan kebangsaan Indonesia.

Menanggapi kondisi di atas, UNJ sebagai perguruan tinggi yang fokus terhadap pendidikan berkeinginan untuk berkontribusi terhadap permasalahan bangsa dan negara dengan cara mengedukasi melalui diskusi publik, bedah buku, atau bahkan lewat media, seperti yang sudah dilakukan lewat Edura TV.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden RI,  Prof. Dr. (HC). K.H. Ma’ruf Amin, mengapresiasi apresiasi UNJ atas penyelenggaraan bedah buku mengenai Darul Misaq.  Menurut K.H. Ma’ruf Amin, pemikiran mengenai Darul Misaq sebagai jalan tengah atas pandangan Islam dan NKRI untuk menjadi negara yang moderat dan penuh toleransi atas berbagai keragaman yang ada di Indonesia. 

K.H. Ma’ruf Amin, dirinya berharap bahwa pemikiran Darul Misaq ini dapat menjadi gagasan yang baik demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rektor UNJ, Prof. Komarudin  mengatakan, buku “Darul Misaq: Indonesia Negara Kesepakatan, yang merupajan pandangan Prof. Dr. (HC). K.H. Ma’ruf Amin” merupakan oase dan sekaligus solusi dalam mengatasi problematika ikatan kebangsaan kita yang tengah menghadapi tantangan besar era disrupsi dan segala derivasinya. 

Konsepsi Darul Misaq yang digagas oleh Prof. Dr. (HC). K.H. Ma’ruf Amin telah melalui proses Panjang pergulatan pemikiran, genealogis, dan empirik sang Empunya. Sejak pergulatannya di dunia pesantren, kampus, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, hingga pemerintahan. 

Konsepsi Darul Misaq secara detail, tidak hanya menjelaskan konteks sosial politik yang melatarbelakangi munculnya terminologi Darul Misaq, tetapi juga pembahasan mendasar tentang Darul Misaq dalam bingkai teologis, sosial, politik, pendidikan, dan kebangsaan.

“Dalam konteks bidang pendidikan, konsepsi Darul Misaq menjadi diskursus penting yang relevan dan solutif di tengah problematika pendidikan nasional yang minus dan hampa kesadaran kebangsaan. Selanjutnya, konsepsi Dārul Mịṡāq dapat menjadi jembatan bagi lahirnya kurikulum Pendidikan nasional yang berwawasan kebangsaan. Kurikulum Pendidikan kebangsaan yang bertujuan untuk melahirkan kecerdasan kewargaan digital yang pancasilais, moderat, dan berakhlaqul karimah.” ungkap Prof. Komarudin.

Prof. Dr Nadiroh, M.Pd yang juga salah satu narasumber dalam kegiatan bedah buku dan juga Direktur Pascasarjana UNJ mengatakan bahwa makna Darul Misaq merupakan realitas keragaman yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Internalisasi nilai Darul Misaq dapat dilalui dengan melalui adaptasi dan transformasi.

Editor: Ridwan Maulana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini