HARNAS.ID – Peran perempuan bagi pembangunan sangat penting. Staf Ahli Kantor Presiden Dr. Rini S. Moduow mengatakan, guna tercapainya pembangunan di tanah Papua, peran perempuan Papua juga sangat dibutuhkan. Karenanya peningkatan edukasi bagi perempuan Papua pun harus diupayakan.

Dengan tegas Rini mengatakan, salah satu permasalahan di Papua adalah perempuan. Untuk itu, lanjutnya, perlunya penguatan bagi perempuan Papua untuk bisa mengambil peran dalam pembangunan melalui pendidikan.

“Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kapasitas dan peran perempuan Papua dalam pembangunan di Papua,” kata Dr. Rini S Moduow saat menjadi pembicara di webinar Lets Talk About Papua yang diadakan oleh Perhimpunan Eropa Untuk Indonesia Maju atau yang disingkat PETJ, Sabtu (28/08/2021)

Menurut Rini, di masa pemerintahan Presiden Jokowi telah membawa perubahan luar biasa di Papua. Banyaknya pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan trans Papua, dan lainnya begitu berarti bagi perkembangan Papua. Terlebih, setelah 20 tahun sejarah  perjuangan Papua tumbuh dalam  ekonomi SDM di Papua, khususnya bagi  perempuan.

“Dengan banyaknya pembangunan di Papua, seperti infrastruktur.  Yang menjadi pertanyaan apakah mereka siap menerima perubahan atau belum.  Pembangunan infrastruktur menjadi prasyarat penting sebelum membangun manusianya. Perempuan Papua sudah banyak berkiprah di berbagai bidang,” kata Rini.

Sementara itu, guru SMK Negeri 1 Pariwisata Jayapura, Mathilda Pattiselanno menyampaikan perasaan bangganya. Menurutnya,   perempuan Papua semakin mendapat tempat untuk berkarya dan tidak kalah dibanding dengan anggota masyarakat lainnya.

“Perempuan Papua sudah banyak menempati posisi-posisi penting di berbagai organisasi atau instansi,” kata Mathilda.

Menurutnya, perempuan Papua punya peran strategis dalam semua  lini di Papua. Ia menambahkan, perempuan Papua adalah aset penting bagi pembangunan Papua. Sejatinya  perempuan Papua bisa memberikan warna bagi Papua, pemberdayaan dan pembangunan.

“Perempuan Papua itu bekerja dengan hati atau takut dengan Tuhan. Jadi, ketika perempuan manjadi pemimpin. Maka dalam gaya kepemimpinannya, menempatkan dirinya sebagai ibu. Jadi, tidak ada bawahan yang ada adalah memperlakukannya seperti  anaknya. Mereka di sekolah sangat bahagia. Harapannya, ke depan perempuan Papua lebih maju bangun Papua,” ujarnya.

Editor: Sidharta Aria Agung

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini